Mohon tunggu...
Rahmatullah Usman
Rahmatullah Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar Di Jakfi Nusantara

Membacalah dan Menulis, engkau akan menemukan diriMu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Imajinasi Seksualitas

24 Februari 2018   23:35 Diperbarui: 24 Februari 2018   23:45 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pehasan menganai hal cinta dan kebahgiaan,ada sebuah dialektika pemikiran bahwa yang manakah terlebih dahulu,cinta atau kebahagiaan?,namun dalam hal ini islam merumuskan bahwa terlebih dahulu ialah cinta kemudian kebahagiaan.

dalam hal cinta ia ada di dalam diri manusia,dalam epistemology manusia harus memiliki cinta,untuk mencintai,buak tidak memiliki seperti apa yang banyak orang katakana, dalam perihal cinta peletakannya ada diluar diri manusia,untuk memiliki objek yang kita cintai,dan basis dari cinta itu sendiri ada pada fitrah.

Cinta haruslah mempunyai basis imajinasi kreatif, seperti imajinasi kreatif Ibnu Arabi yang mempunyai imaji yang sangat luar mengenai tuhan dan cinta,ada makna-makna yang dikandung dalam imaji,yang membuat cinta lebih optimal dalam peletakkannya,sebab cinta yang realis itu ialah pernikahan,maka seksual sebagai jalan spiritual membutuhkan imajinasi yang kuat.

Untuk sampai pada titik klimas,karena dalam hal perempuan Tuhan bermanifatasi dalam rahimnya,maka kerahiman itu ada kenikmatan,maka imajinasi keretif bagiaman kita sampai pada kenikmatan itu,maka kebutuhan imajinasi menjadi jalan untuk sampai ketahap kenikmatan tersebut,maka pertanyaannya para sufi bahwa cinta,ketika sampai pada seksualitas siapakah yang dinikmati diluar dari matri (tubuh).

Karena ada sesuatu yang ingin manusia capai dalam hal seksualitas,bukan hanya hasarat, tapi ada suatu peyingkapan spiritual,dan merawat feminitas bersama di alam (sakinah,mawaddah,warahma) maka sampailah pada kebahagiaan, dari cinta inilah kita membangun simbol moral,dan cinta itu tujuan objektifnya dari hasrat,hasrat tersebut ingin disalurkan diluar,maka untuk realismenya adalah pernikahan.

Akan tetapi bukan hasrat yang menjadi tujuan semata,namun ada capaian kesempurnaan manusia (spiritual),maka dalam teori Sadra mengenai cinta dimulai dari hasrat,hasrat menjadi cinta paling rendah dalam teori ini untuk menjadi sebuah spiritual.

Maka disitulah peyingkapan ilahi cintanya yang bermanifestasi kepada perempuan,maka dalam hubungan cinta (seksualitas),juga ada etikanya,tidak sembarang dalam melakukan hal itu,meski dalam rumah tangga,karena seksualitas sangat disakralkan dalam islam,ia merupakan cinta dan kebahagian.

Untuk membangun kesempurnaan manusia sampai pada tujuannya,maka cinta dan kabahagiaan hanya ada pada institusi keluarga,bukan pacaran atau semacamnya yang dipahami secara umum,namun cinta yang sesungguhnya ialah kesmpurnaan yaitu sakinah,mawaddah,warahma,dan ketiga poin ini hanya disingkap diperempuan.

Dallam arti bahwa cinta itu ada pada perempuan,kasempurnaan laki-laki itu ada pada perempuan,karna sekali lagi perempuan sebagai rumah cinta dan kebahagiaan eksistensi sebuah cinta ada pada institusi keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun