Mohon tunggu...
Rachmatullah Rusli
Rachmatullah Rusli Mohon Tunggu... Dosen - dosen tetap di universitas Pamulang

Seorang dai kemanusiaan dan juga seorang dosen tetap di UNPAM. Aktifis di bidang sosial kemanusiaan serta aktif mengajak masyarakat untuk kembali kepada fitah kemanusiaan, dalam meraih kebahagiaan yang hakiki.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Egoisme Bukan Fitrah Manusia

29 Agustus 2022   19:35 Diperbarui: 29 Agustus 2022   19:48 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam kamus social egoisme adalah sikap anti social atau di kenal sebagai sikap atau tingkah laku yang didasarkan dorongan untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk kesejahteraan orang lain. 

Dalam pergaulan sosial, individu yang hanya fokus kepada kebutuhannya sendiri lambat laun akan diliputi perasaan sengsara, dan tanpa daya. Karena, sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dengan sesamanya.

Hakekat Manusia adalah mahluk yg bergantung satu sama lain

Allah di dalam Al-Quran surat Al-alaq ayat ke :2 menerangkan

Manusia di ciptakan dari sesuatu yg bergantung  (al-alaq 2)

Allah mentakdirkan manusia sebagai mahluk yang sejak awal kehidupannya selalu bergantung  kepada lainnya, karena manusia tidak di ciptakan untuk sendirian melainkan membutuhkan lainnya.  

Pada proses penciptaan manusia, sel telur pada wanita tidak akan berproses sebelum adanya kehadiran zygot (laki-laki). Ini menggambarkan betapa manusia sejak awal sangat membutuhkan lainnya terbukti dalam masa awal proses kejadian manusia, begitupun untuk menjalankan kehidupan lainnya, inilah disebut manusia sebagai mahluk social. 

Jika kita mau berfikir sejenak kebutuhan akan makannya pun manusia membutuhkan orang lain mulai dari pengadaan nasi sampai kepada lauk pauknya semua di hasilkan atas bantuan orang lain. 

Nasi  yang berasal dari petani yang bercocok tanam sehinnga menghasilkan padi kemudian di panen menjadi gabah dan beras/ dari beras di angkut ke pasar induk , dan dari pasar induk di distribusikan kea agen/ took dan warung warung kelontong, warung kelontong ini kita membeli beras untuk dimasak dan di jadikan hidangan makanan sehari-hari. 

Begitu Panjang  estafet keterlibatan orang lain dalam menghadirkan makanan di atas meja makan.

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia tidak bisa hidup sendiri. Tanpa kehadiran orang lain hidup manusia tidak lengkap atau tidak sempurna dan bahkan tidak bahagia. Tanpa kehadiran orang lain (hawa) dalam konteks adam , maka manusia akan punah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun