Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dagang Via WAG: Namanya Juga Usaha, Gundulmu!

12 Januari 2023   10:14 Diperbarui: 12 Januari 2023   10:23 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/7OFnb7NOvjw?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink

4.Grup yang menamakan diri dengan kata Paguyuban. Grup ini lebih terbuka lebar bagi orang luar wilayah karena terbentuk dari pasar kagetan, yakni pasar yang hanya ada di pagi hari di perumahan kami. Tapi tidak hanya satu, ada beberapa nama grup yang menamakan paguyuban yang istri saya ikuti di mana grup itu berasal dari pasar kaget di perumahan lain.

5.Grup khusus. Grup dagang yang memakai nama ini terbagi dua, ada yang berdasarkan kewilayahan dan yang berdasarkan kelompok. Berdasarkan wilayah sama dengan tipe nama grup pertama, jual-beli warga. Sedangkan berdasarkan kelompok berisikan produk tertentu yang keanggotaannya terbuka umum tapi dengan admin dari produsen produk yang ditentukan oleh admin tersebut.

6.Selain nama-nama yang memakai kata sejenis dengan penambahan kata lainnya, ada pula grup yang menamakan grupnya berdasarkan nama produk atau nama produsennya, seperti grup peralatan bayi, grup nama makanan, pakaian, dan aksesoris, serta lain sebagainya.

Setiap harinya tidak kurang dari 200 pesan dari tiap grup. Bahkan beberapa grup dalam satu hari satu malam bisa lebih dari 1000 pesan di tiap grupnya. Edan!

 

Dan sebenarnya anggotanya kebanyakan orang itu-itu saja. Mereka ada di berbagai grup, ada yang bernama dan bernomor telepon sama ada juga yang bernama dan bernomor telepon berbeda tapi dagangannya sama.  

Yang cukup mengherankan atau bisa juga menyebalkan bahkan sampai gak habis pikir, ada saja orang-orang yang dagang itu menawarkan dagangannya ke grup yang bukan grup berdagang. Sebut saja dalam grup warga RT yang dimaksudkan sebagai sarana informasi dan silaturahmi antar warga, mereka masih saja beriklan!

 

Tidak hanya grup warga/RT, tapi juga grup pengajian, grup majlis ta'lim, grup rebana, grup musholla, grup masjid, grup forum perumahan. Geli gua! ( Maaf saking gedegnya). Sudah berkali-kali diingatkan dan dihapus tapi tetap ada saja yang berkirim meski beralasan tidak sengaja, kepencet, dan lainnya dengan nada bercanda.

 

Sebenarnya banyak orang resah dengan hal tersebut, termasuk para pedagang sendiri. Tapi waktu juga yang menjawab persoalan itu. Waktu juga yang menyaring para pedagang yang notabenenya benar-benar berjiwa dagang atau hanya sebagai pedagang musiman, ikut-ikutan dagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun