Mohon tunggu...
Rahmat Joe
Rahmat Joe Mohon Tunggu... Jurnalis - Profesional

Organisatoris, penulis, budayawan, pengusaha. "buku adalah jendela dunia, dengan membaca kita memiliki kunci segalanya"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Noda Hitam Bapak Terlihat ketika Serangan Fajar, Bapak Sebar demi Sebuah Kemenangan

25 Agustus 2019   03:05 Diperbarui: 25 Agustus 2019   03:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rabu hampir tiba, penantian panjang akan berakhir. Setelah setahun bersosialisasi akhirnya samoai dipuncak perjuangan. Apakah saya sukses. Tentunya tidak !(spesimis)". Saya Caleg amatir yang muncul di permukaan laga kelas kakap. Semua orang bergegas dengan persiapan yang matang. Sementara saya hanya bersiap-siap  dengan segelas teh yang di temani oleh sebatang rokok. "orang warung pun menatap lama, karena tempat duduk yang saya duduki terlalu lama saya tempati". 

Mereka mungkin berfikir. "caleg apa ini ? Kok duduk lama sekali, Minum pun sendiri-sendiri. Aneh..."

Setelah kurun waktu 1 jam, Teman saya datang. Eh bro " apa kabar ? 

Baik bro "

Bagaimana sosialisasi belakangan ini ?

Alhamdulillah lancar bro "

Syukurlah kalau gitu bro !

Dia pun membuka obrolan masal ke arah semua orang yang ada pada malam itu."

Assalmau'alaikum Wr. Wb

Mohon perhatian saudara-saudaraku. 

" kebetulan saudara kita ini calon wakil rakyat. Beliau maju atas dasar melihat pembangunan didaerah kita belum memadai. Dia bertekad bahwa ketika nanti ada rezki dan mendapatkan kursi sebagai anggota dewan. Dia akan membuat sebuah pembangun untuk daerah kita ini khusunya di lingkungan utara ini. Amiin !

Semoga beliau mendapatkan posisi di pemilihan umum periode 2019 ini..

"bagaimana bapak-bapak, ibuk-ibuk dan saudara-saudara semuanya, apa kita semua satu misi untuk memenangkan saudara kita ini ? Setujuuuuu #" sorak semua orang isi warung.

Alhamdulillah.

Izin bicara bg !

Yaa silahkan.

Kampanye biasanya pakai serangan fajar, loh ini kok tidak ada ?

"itu salah dek !

Jikalau serangan fajar membuat saudara-saudara nyaman. Kita akan ketinggalan dengan pola fikir orang-orang maju.

Lah itu juga abg salah besar, jika seandainya saudara kita ini duduk sebagai wakil rakyat apakah dia memang benar nerdidikari untuk daerah kita ? Jangan-jangan nanti setelah dia duduk malah cuek-cuek saja. Rugi kita semua lah bg. Dia dapat gaji senang perbulan, nasib kita tidak juga kunjung berubah, malah keadaan makin susah. Dia mencalon-pun kita yang mendukung. Apakah dia memang memperhatikan daerah kita nantinya ?

Ya jelas dek ! Soalnya memang itu misinya.

"saya hanya diam mendengar pemuda itu bicara tentang serangan fajar. Saya bingung dengan suasana pada saat itu. Keadaan kacau, sebagian orang juga riuh atas suara yang di keluarkan oleh pemuda itu. Pada saat dia bertanya tentang serangan fajar ada atau tidak, kondisi menjadi terpropokasi. 

Aduh bagaimana caranya ini "

Bg kami semua pikir-pikir dulu ya, untuk mendukung saudara ini. Karena kami hanya butuh serangan fajar, bukan janji. Karena janji bisa saja berubah setelah beliau menempati posisi sebagai anggota dewan. Maaf ya bg ! Kami akan meninjau caleg lain mungkin yang lain ada serangan fajarnya dan mungkin lebih besar jumlahnya. 

Akhirnya pun saya terpuruk oleh keadaan "?"

Belum selesai silaturahmi di warung kopi dengan masyarakat. Saya pun pamit untuk pulang.

"tuuh lihat bg, minum kita semua tidak mau dia bayar.

Caleg kere apa lah ini. ! Aduuuh bg..bg..bg

Saya berfikir dirumah. Apa sih yang harus saya perbuat agar masyarakat berubah cara menanggapi sosialisasi politik. Yang selalu terucap hanya selalu serangan fajar. Kalau begini semua kesempatan di dapati oleh orang yang memiliki modal banyak untuk berlaga di pesta demokrasi ini. Sementara saya yang hanya bermodal kemauan akan terpuruk dan tidak ada harganya.

Saya bingung. . . . !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun