Aduh bagaimana caranya ini "
Bg kami semua pikir-pikir dulu ya, untuk mendukung saudara ini. Karena kami hanya butuh serangan fajar, bukan janji. Karena janji bisa saja berubah setelah beliau menempati posisi sebagai anggota dewan. Maaf ya bg ! Kami akan meninjau caleg lain mungkin yang lain ada serangan fajarnya dan mungkin lebih besar jumlahnya.Â
Akhirnya pun saya terpuruk oleh keadaan "?"
Belum selesai silaturahmi di warung kopi dengan masyarakat. Saya pun pamit untuk pulang.
"tuuh lihat bg, minum kita semua tidak mau dia bayar.
Caleg kere apa lah ini. ! Aduuuh bg..bg..bg
Saya berfikir dirumah. Apa sih yang harus saya perbuat agar masyarakat berubah cara menanggapi sosialisasi politik. Yang selalu terucap hanya selalu serangan fajar. Kalau begini semua kesempatan di dapati oleh orang yang memiliki modal banyak untuk berlaga di pesta demokrasi ini. Sementara saya yang hanya bermodal kemauan akan terpuruk dan tidak ada harganya.
Saya bingung. . . . !