Mohon tunggu...
Rahmat Thayib
Rahmat Thayib Mohon Tunggu... Penulis - Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Sekadar bersikap, berharap tuna silap. Kumpulan tulisan saya: http://rahmathayib.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

AHY dan Sikap Ksatria Para Demokrat

18 April 2019   14:06 Diperbarui: 18 April 2019   14:30 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi pers Demokrat (tribun jabar) 

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lagi-lagi bikin kejutan. Ketika kedua kubu di Pilpres lagi perang urat syaraf, AHY muncul bak angin gunung yang menyejukan panasnya siang. Maklum, suasana memang lagi panas. Kedua kubu sama-sama mengklaim menang sehingga menyeret "adu bacot" di kalangan angin rumput.

Pernyataan AHY amat tepat. Pertama, menunggu hasil pilpres sesuai real count KPU. Kedua, mendorong publik menahan diri dan tidak menyebar kabar-kabar hoaks. Tiga, jika ada kecurangan, siapkan bukti-buktinya dan lapor Bawaslu.  Empat, ini intisarinya, mari bergandengan tangan dan melakukan rekonsiliasi nasional.

Simak: AHY sama sekali  tidak menyalahkan pihak-pihak tertentu, dia muncul sebagai solusi. Yup, empat pernyataan AHY adalah jawaban atas suasana panas sejak quick count Pemilu dimulai. Saking panasnya suasana sampai-sampai viral video-video aksi menghancurkan TV seharian kemarin.

Dari sini kita bisa sama-sama melihat kalau AHY memiliki karakter besar seorang pemimpin. Dia tipe milenial yang mampu membaca situasi, dan mengambil keputusan yang tepat, bijak dan cerdas dalam merespon situasi tersebut. Tentu saja pembacaan dan respon itu didasari oleh hasrat merawat spirit kebangsaan kita.

Di balik pernyataan AHY, publik juga bisa membaca body language AHY yang tampak santai dan senyum yang tidak putus-putus. Saya membaca kalau AHY benar-benar meresapi pernyataan tempo hari: pemilu harus ceria, bukan malah mengkhawatirkan.

Lewat body language AHY, publik juga bisa membaca semangat, optimisme dan kepercayaan diri. Maksudnya, apa yang digambarkan oleh quick count lembaga-lembaga survei itu belum final. Masih ada sisi erornya sehingga angka-angka itu masih bisa saja berubah. Satu-satunya yang mesti jadi pegangan adalah real count KPU yang katanya akan dipublis 22 Mei.

Terakhir, tentu saja sikap ikhlas atas takdir Tuhan. Demokrat sudah berjuang habis-habisan dalam Pileg dan Pilpres 2019. Begitu juga dengan parpol-parpol yang lain. Begitu juga para pendukung paslon Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga. Kerja keras sudah diberikan, kini tinggal menunggu takdir Tuhan. Yang harus dilakukan kini adalah wait and see, serta mengawal penghitungan suara dari TPS hingga KPU pusat.

Jika semua ini digabung muaranya adalah satu cara pandang bahwa semua pekerjaan belum tuntas dengan selesainya Pemilu 2019. Pembangunan adalah pekerjaan tanpa akhir, artinya apapun hasil Pemilu 2019, pekerjaan rumah kita dalam membangun bangsa dan negara serta merawat persatuan akan tetap berjalan. Kalah menang dalam kompetisi politik itu biasa. Masih ada Pilkada di tahun depan, Pemilu 2024 dan masih banyak ranah pengabdian  dalam kerangka  spirit membangun bangsa dan negara di masa depan. .

Hal ini membuat saya semakin salut dengan sosok AHY. Ketua Kogasma DPP Demokrat, AHY telah menunjukan karakter ksatria seorang demokrat. Meminjam istilah SBY: menang tidak terbang, kalah tidak patah. Ya, persis seperti sikap ksatria yang ditampilkan AHY saat tersingkir pada Pilgub DKI Jakarta.

Pertempuran sudah usai, tapi perang masih panjang. Dan setiap demokrat hendaknya berpartisipasi dalam perang ini. Perang melawan kemiskinan, korupsi, intoleransi, dan sisi-sisi negatif lainnya menuju Indonesia yang lebih baik dari hari ke hari. Bravo AHY!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun