Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku: Empat Arketipe Karya Carl G. Jung

3 September 2022   20:18 Diperbarui: 3 September 2022   20:28 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul depan. Sumber: Dokumen pribadi 


Di bagian ini Jung juga membahas analisisnya mengenai Surah Al-Kahfi mengenai kelahiran kembali. Simbolisasi dari Al-Quran tersebut cukup menggambarkan bagaimana diri bertransformasi. 

Jung menganalisa kisah Ashabul Kahfi, pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir, dan pembentengan Yakjuj dan Makjuj oleh Zulkarnain.


Fenomenologi Roh Dalam Dongeng


Bagian ketiga buku ini kita dijelaskan bagaimana roh membuat diri kita memiliki semangat, gairah, dan ide-ide. Melalui analisisnya melalui mimpi dan juga dongeng-dongeng membuat kita tahu bagaimana representasi dari roh ini mewujud.

Dongeng dipilih karena itu merupakan pengekspresian emosi dan juga rasa yang terangkai dalam kisah dan diteruskan turun-temurun.


Roh dalam mimpi banyak mewujud seperti laki-laki tua yang memberikan petuah-petuah bijak atau juga secara gamblang arwah orang mati. 

Hal ini juga berkaitan dengan citra ayah yang ada pada ketidaksadaran dan juga atribut spiritual di dalamnya. Walaupun begitu bentuk roh ini juga terkadang bermuka dua dan tidak hanya menasehati namun juga menjerumuskan.


Pada analisisnya dengan banyak dongeng seperti dari Kaukasia, Estonia, dan Swiss dimana Jung menggambarkan roh sebagai kakek tua atau guru yang memberi sugesti atau arahan. 

Banyak simbolisasi yang dijelaskan oleh Jung dari dongeng-dongeng ini seperti keberadaan Anima dan Animus, tanda triad dan tetrad, dan banyak lagi.


Psikologi Figur Penipu


Pada bagian terakhir buku ini kita dijelaskan bagaimana figur penipu membentuk karakter licik, bermuka dua, bodoh dan membodohi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun