Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

3 Kasus Kesalahpahaman Gen-Z tentang Mental Health dan Psikologi

11 Mei 2022   14:29 Diperbarui: 11 Mei 2022   14:49 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com


3.Sering self-diagnose dari Sumber yang Tidak Jelas

Dalam hal kesehatan mental dan psikologis, self-diagnose adalah hal yang sangat fatal bagi orang yang melakukannya. Mendiagnosis diri dari banyak informasi mengenai penyakit mental dan juga berbagai hasil tes psikologi yang tidak jelas asal-usulnya membuat orang yang melakukannya dapat merasa sakit mental padahal dia baik-baik saja dan bahkan juga sebaliknya.


Gen z yang sangat melek informasi ini terkadang menggunakan informasi-informasi yang berasal dari internet dan kerap juga tidak kredibel untuk menentukan dirinya punya "mental illnes" atau tidak. 

Hal yang berkaitan dengan kesehatan mental dan juga psikologi memang sedang tren dan jadi perbincangan banyak anak muda dan membuat mereka yang punya masalah di kesehatan mental dapat perhatian lebih khususnya di sosial media. Sehingga secara tidak langsung banyak anak muda jadi ingin punya masalah kesehatan mental agar mendapatkan banyak perhatian di sosial media.


Baru-baru ini juga telah booming di platform Tiktok yang menyebarkan tes psikologi yang berbentuk Google Form. Yang saya ketahui dari tes psikologi tersebut adalah untuk mengukur seberapa depresi seseorang. Link dari tes psikologi tersebut lantas sangat diburu oleh banyak orang yang merasa dirinya depresi, khususnya Gen z.


Namun yang sangat disayangkan adalah sumber dan validitas yang tidak jelas dari mana. Seharusnya terdapat prosedur dan juga aturan untuk membagikan alat psikologi (dalam kasus ini tes psikologi tadi) ke publik atau klien. Dan juga dalam menentukan hasil data psikologi sebenarnya lebih baik menggunakan tenaga psikologi ahli.


Yang saya pelajari juga sebenarnya untuk menentukan depresi, kepribadian, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kondisi psikologi seseorang seharusnya menggunakan lebih dari satu alat tes agar hasilnya lebih akurat. Merasa yakin dengan hasil tes psikologi yang tidak tahu asal-usulnya bisa jadi sebuah sumber self-diagnose yang berbahaya.


Sekali lagi saya ingatkan untuk teman-teman yang sedang aware tentang berbagai isu mental health agar tidak melakukan self-diagnose dan jika ada "sesuatu" dalam diri kalian yang mengganggu aktivitas keseharian kalian langsung saja datang ke tenaga profesional di bidang psikologi. 

Jangan sok tahu kalian untuk menentukan depresi dan penyakit mental yang ada pada diri kalian. Seorang sarjana psikologi saja tidak diperkenankan untuk mendiagnosis penyakit mental seseorang sebelum lulus magister psikologi klinis, lah apalagi Anda yang cuma tahu informasi mental health dari sosmed sambil rebahan.


Sebenarnya tulisan ini tidak untuk merendahkan semua Gen z dan melabeli mereka semua sebagai seorang yang sok tahu dalam isu mental health dan psikologi. 

Saya sendiri juga seorang Gen z jika dilihat dari tahun lahir saya, namun sangat disayangkan bahwa beberapa orang di generasi kita, yang melek dengan informasi ini tidak dibarengi dengan melek literasi mendalam tentang informasi yang terkait, dalam hal ini ya tentang mental health dan psikologi tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun