Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

3 Kasus Kesalahpahaman Gen-Z tentang Mental Health dan Psikologi

11 Mei 2022   14:29 Diperbarui: 11 Mei 2022   14:49 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Gaslighting sendiri jika kita lihat pengertiannya adalah sebuah bentuk manipulasi emosional yang dimana pelakunya mencoba secara sadar atau tidak untuk korban merasa bahwa reaksi, persepsi, ingatan, dan keyakinannya itu salah.

 Secara singkat ya gaslighting itu bohong tapi lebih manipulatif saja sih, biasanya juga dilakukan orang terdekat seperti pasangan (khususnya yang sering ketahuan selingkuh hehehe).


Kalau pada kasus hairdresser yang "diduga" gaslighting ini, sudah tentu si Gen Z yang merasa di-gaslighting tidak masuk akal. Untuk apa seorang hairdresser memanipulasi kondisi rambut customer-nya?, agar produk salon kecantikannya laku?. 

Pastilah seorang hairdresser lebih tahu tentang keadaan rambut customer dan mungkin juga ingin menawarkan beberapa treatments untuk kondisi rambut si paling di-gaslighting ini.

2.Healing 6 bulan Seorang Mahasiswa Baru

Sebelum kasus gaslighting ini juga pernah ada kasus seorang mahasiswa baru yang mengeluhkan butuh healing karena penat tugas kuliah yang baru jalan satu semester dan ingin mengajukan cuti selama 6 bulan guna healing-nya, yang pada akhirnya tentu saja dilarang orang tuanya. Kalau tidak salah hal ini ramai diperbincangkan di Twitter dengan berbagai balasan dan cuitan yang mana pasti menghujat si mahasiswa baru ini.


Seperti kasus gaslighting tadi, pastilah adanya kekeliruan pada pemahaman si mahasiswa baru tersebut tentang arti sebenarnya dari healing ini. Jika saya bisa berpendapat, arti healing menurut dia bisa jadi sebuah pelepas penat dan juga aktivitas self-reward yang menyenangkan. Jadi segala tantangan yang ada dan juga masalah yang dia hadapi dan itu mengganggu kesenangan dia harus dilakukan proses "healing" menurut dia.


Padahal dalam pengertiannya secara psikologi sebenarnya healing ini dilakukan guna menyembuhkan luka psikologis dan penanganannya dilakukan dengan pendampingan orang yang profesional dalam bidang psikologi seperti psikiater atau psikolog. 

Biasanya juga luka yang menyebabkan seseorang melakukan healing ini bukan masalah remeh-temeh dan benar-benar serius menyebabkan trauma dan depresi berat, seperti trauma kecelakaan, kehilangan orang yang dicintai, dan berbagai gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) lainnya.


Jika dilihat dari masalah si mahasiswa baru ini, sebenarnya dia hanya butuh refreshing biasa dan tidak perlu healing selama 6 bulan. Kualitas healing juga tidak dipatok oleh waktu yang makin lama makin baik tapi dari penyelesaian masalah yang menyebabkan luka psikologis itu. 

Kembali ke kasus si mahasiswa baru tadi, sebenarnya masalah yang dia alami sebenarnya hanya beberapa masalah adaptasi yang terjadi saat masa perkuliahan karena masih baru lulus dari dunia SMA yang berbeda dengan dunia kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun