Hingga sampailah mereka di dekat beberapa rumah yang tertimbun tanah longsor. Beberapa bahkan tidak bisa dikenali sebagai sebuah bangunan.Â
Suasana mulai mencekam karena suara lolongan anjing. Sartono menyadari bahwa tempat ini merupakan sebuah lokasi bencana longsor minggu lalu.
    "Saya adalah salah satu korbanmu, pak wakil.". Ujar gadis kecil itu yang tiba-tiba berhenti di sebuah bangunan yang tertimbun tanah longsor.
   "Apa maksudmu? Saya tidak mengerti.". Jawab Sartono keheranan.
   "Tidakkah engkau menyadarinya Pak wakil?. Atau bahkan dengan kondisimu saat ini kau belum juga sadar?".
  "Sadar apa? Saya hanya tahu saya habis terkena kecelakaan".
  "Engkau tidak berada di alam yang semestinya kau berada".
   Lalu gadis kecil itu berbalik ke belakang dan dia memperlihatkan muka yang pucat penuh luka yang menyebarkan bau anyir darah. Sartono terkejut dan hendak berlari namun tenaganya sudah habis dan dia pun terduduk di tanah.
 Sekarang ketakutannya berganti dengan menyadari bahwa mungkin dia telah meninggal akibat kecelakaan tersebut dan lalu dengan perasaan putus asa, menangislah ia pilu.
   "Masih ada kesempatan bagi dirimu untuk kembali, pak wakil". Kata gadis hantu itu pada Sartono.
  "Bagaimana caranya? Tolong beritahu saya". Tanya Sartono memelas.