Mohon tunggu...
Rahmat darmawan niti martono
Rahmat darmawan niti martono Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa perguruan tinggi semarang UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

21 Oktober 2019   20:40 Diperbarui: 21 Oktober 2019   20:46 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ESAY
Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Disusun Guna Memenuhi Tugas Esay
Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan
Dosen: Naily Rofiqoh

Oleh:
Rahmat Darmawan Niti Martono(1903016064)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1B
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2019

Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Pembukaan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu proses yang akan dialami oleh setiap manusia, hal ini disebabkan karena setiap orang akan mengalami pertumbuhan terhadap dirinya serta pola perkembangan terhadap tingkah laku dan cara berfikir yang dikarenakan, ketika setiap orang menemukan suatu hal yang baru maka secara tidak langsung hal yang baru tersebut akan diterima oleh otak dan akan mempengaruhi tingkah laku maupun cara berfikir orang tersebut.
Pada dasarnya proses penanaman pendidikan karakter terhadap diri seseorang dimulai sejak ia dalam masa kanak-kanak, hal ini disebapkan dalam masa kanak-kanak mereka cenderung mulai menemukan suatu hal yang baru terutama dari faktor lingkungan mereka baik dalam bentuk perkataan maupun tingkah laku yang akan mempengaruhi terhadap pola diri mereka.
Lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan proses perkembangan dan pertumbuhan anak, karena keluarga merupakan lembaga pertama dalam usaha menjadikan manusia menjadi teladan yang sempurna. selain itu keluarga  juga menjadi faktor teladan bagi seorang anak dikarenakan anak cenderung lebih mudah menangkap dan memahami suatu hal apabila anak tersebut sering melihat perilaku tersebut dalam kesehariannya.
Namun akhir ini faktor keluarga malah di abaikan oleh kebanyakan orang tua itu sendiri, mereka lebih memilih menyerahkan anaknya terhadap sekolah maupun instansi lain dengan harapan bahwa dengan mengirim kes sekolah maupun instansi lain maka pola pertumbuhan dan perkembangan mereka akan lebih lebih bagus dan lebih pesat berkembang dan tugas mereka hanya menjadi penyedia kebutuhan dan tidak berurusan lagi dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Pembahasan
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematengan  dari fungsi fisik pada anak secara berkesinambungan, sementara perkembangan merupakan perubahan secara berangsur angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh. Menurut dari Muhibbin Syah (2014: 45-47) pada hakekatnya proses pertumbuhan dan perkembangan ini tidak lepas dari beberapa faktor. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor perkembangan anak :
Aliran Nativisme
Aliran Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran psikologis. Aliran ini diyakini para ahli bahwa perkembangan manusia ini ditentukan dari pembawaannya (hereditas), sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apapun atau bisa disebut dengan pesimsme pedadogis.
 Aliran Empiris
Aliran empiris adalah aliran yang menekankan pada lingkungan, pengalaman, dan pendidikan dalam arti perkembangannnya manusia itu semata-mata tergantung pada pengalaman, lingkungan, dan pendidikannya. Faktor orang tua atau keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat menentukan arah perkembangan masa depan anak yang mereka lahirkan. Pengaruh orang tua tersebut meliputi bagaimana cara orang tua yang bersifat memandang, dan memperlakukan anak. Misalnya seperti anak terlahir dari hubungan diluar nikah akan menimbulkan sikap dan perlakuan orang tua yang bersifat menolak dan acuh tak acuh terhadap anak. Sebaliknya over protektif terhadap anak juga mempengaruhi perkembangan anak.
Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi merupakan suatu gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan manusia. Misalnya seseorang yang lahir dilingkungan pondok pesantren kemungkinan kelak menjadi ahli agama apabila dididik di lingkungan tersebut dengan benar.
Dari pembahasan tersebut dapat dikaitkan dengan fenomena yang terjadi saat ini bahwa banak anak-anak yang mengalami kemunduran dalam proses perkembangannya dikarenakan kurangnya dukungan dan faktor pengaruh dari lingkungan keluarga  terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga mengakibatkan ketertinggalan dalam pertumbuhan dan perkembangan dengan teman sebaya.
Dikutip dari jurnal Musawa, vol. 7 No.2 Desember (2015: 265-282) peran lingkungan keluarga dalam perkembangan anak dapat diberikan melalui pengawasan intern dan ekstren. Mewujudkan generasi anak yang terbaik, dapat dilakukan melalui keahlian dan kesabaran untuk memberikan sistem pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk mewaspadai keutuhan sikap dan perilaku tumbuh kembangnya anak. Baik dari aspek sikap, perilaku dan pertumbuhan social anak yang selalu berbaur dengan keadaan lingkungan di sekitarnya.
Menurut Achmadi (2005: 28-29)peran lingkungan keluarga terinterigasi dengan peran sekolahan dan peran masyarakat. Banyak orang tua yang sibuk dengan hanya mempercayakan perkembangan anaknya kepada sekolah dan memperkerjakan kepada masyarakat  (pembantu) untuk mengurus anaknya tanpa mengontrol perkembangan anaknya, sehingga sikap dan pribadi anak beragam sesuai sikap dan kondisi yang didapatkannya. Yang seharusnya adalah dalam konteks islam setiap orang tua dapat menjadi jiwa  yang adaptif terhadap perkembangan anaknya, menyiapkan orang tua pengganti yang baik ketika orang tua melaksanakan pekerjaan di luar rumah, agar anaknya dapat tumbuh lebih baik dan mempersiapkan anaknya dengan memilihkan tempat yang aman dan nyaman untuk perkembangan anaknyayang seutuhnya melalui proses transfer nilai, komunikasi dan kreatifitas potensi diri yang dimiliki masing anak tersebut. Senada dengan hal ini adalah penjelasan achmadi dalam hal konteks islam bahwa: pendidikan adalah investasi masa depan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Para pakar umumnya berpandangan bahwa pendidikan merupakan proses perkembangan potensi indvidu, pewarisan budaya dan interaksi anatara potensi individu dengan lingkungannya menuju kehidupan yang paripurna.
Namun kebanyakan orang tua berpandangan bahwa apabila mereka mengirimkan anaknya kesekolah dengan mempercayakan sekolah dapat memperbaiki dan mengubah pola tingkah laku anaknya dan merasa mereka tidak akan berurusan lagi dengan pendidikan untuk bekal perumbuhan anaknya. Namun disebagian orang tua yang ingin mendapatkan pola pengetahuan yang lebih baik terhadap perkembangan anaknya di semua jenjang usia lebih memilih dan cenderung lebih meningkatkan pemahamannya melalui kegiatan yang lebih bermanfaat yang relevan dengan aktivitas keluarganya agar dapat menambah pemahaman dalam membina keluarganya, misalnya pada kegiatan: pertemuan para wali murid/ orang tua wali murid disekolah, seminar maupun performance anak anaknya, orang tua yang masih memiliki anak yang lebih kecil biasanya lebih menyempatkan waktu untuk hadir, dari pada terhadap anak yang sudah remaja maupun telah menikah padahal konsep mendidik anak adalah sepanjang masa (Education of Life). Pandangan keliru seperti ini harus segera dibenahi bagi semua orang tua dan harus diterapkan dan dipahami bagi seluruh khalayak agar suatusaat nanti ketika gentian mereka yang menjadi orang tua dapat membimbing anaknya dan keluarganya dengan lebih baik.
Menurut Musawa, Vol 7 No.2 (2015: 265-282). Pendidikan anak yang baik dan yang sempurna antara rumah sekolah dan lingkungan masyarakat akan berhasil apabila setiap anak akan mendapatkan pelayanan pendidikan yang berkesinambungan dengan nilai pendidikan karakter yang berkepribadian baik dari setiap keluarga atau orang tua atau guru dan contoh di masyarakat. Ini merupakan suatu proses yang dapat membantu anak anak untuk mengenal diri mereka sendiri dari komunitas di mana mereka berada. Hal ini memampukan anak untuk membuat keputusan yang bebas tetapi bertanggungjawab dalam kehidupan priibadinya yang lebih matang dan tumbuh dewasa yang siap dengan kehidupan diluar keluarganya.
Di semua masyarakat yang pernah dikenal, untuk melakukan sesuatu keterkaitan dalam hubungan yang saling berkontribusi, memiliki jaringan kewajiban dan hak keluarga maka itulah yang disebut dengan hubungan pera. Begitu juga dengan keluarga jika, dapat memberikan dan menjadikan keluarganya hal yang terbaik, satu sama lain saling berinteraksi dalam menjalinkan kewajiban dan hak serta berkontribusi maka disitulah peran keluarga yang sangat efektif.
Efektivitas peran keluarga dalam perkembangan karakter anak dapat menjadi modal yang baik bagi anak dalam pembentukan karakter anak agar dapat berinteraksi, berkomunikasi dan berperilaku dengan lainnya. Efektivitas dari keluarga dalam memberikan peran di titik beratkan pada faktor proses, dimana anak belajar melalui apa yang diberikan oleh keluarganya berupa faktor input, selanjutnya berproses dan pada akhirnya akan memberikan suatu dampak yang berupa outcome dengan predikat baik atau tidak, yang dihasilkan pada output perilaku dan sikap anak.
Supaya pendidikan karakter anak menjadi lengkap dan efektif, sistem pendidikan seharusnya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual dan fisikal tetapi juga harus mengajarkan nilai nilai spiritual, moral dan sosial. Sebaliknya efektivitas pendidikan keluarga kepada anak dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan orang tua, keluarga, guru, dan lingkungan sekitar, dan melalui pendidikan rohani, pendidikan moral, pendidikan akademis yang saling melengkapi, dan dengan kepercayaan bahwa setiap anak adalah unik, mereka berhak berkembang dalam semua aspek kehidupannya, dan menjadi terbaik menurut talenta masing masing, dan diharapkan dapat terbentuk individu individu yang utuh dan seimbang, siap untuk menghadapi berbagai tantangan tantangan di masa kehidupan mereka masing masing di masa yang akan mendatang.
Kesimpulan
Jika semua keluarga atau orang tua mau untuk lebih memfokuskan perannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak maka akan memberikan dampak atau keyakinan positif dalam diri anak tersebut terutama pada pola tingkah laku, pemikiran sifat maupun watak. Peran sungguh sungguh orang tua maupun keluarga dan lingkungan sekitar dapat dengan lebih mudah mengantarkan anak kepada keberhasilan dan dapat menunjang kesuksesan anak tersebut, karena pada dasarnya seharusnya seorang orang tua harus memikirkan tentang masa depan anaknya dan memikirkan segala hal permasalahan yang akan ia temui saat ia besar nanti agar ia bisa menyelesaikannya nanti dengan benar dan dengan rasa tanggung jawab, selain itu orang tua juga mengemban perbaikan dalam mendidik karakter anak agar lebih baik. Hal ini disebapkan karena anak merupakan amanah dari Allah SWT dan yang akan menjadi investasi bagi orang tua baik di dunia maupun di akhirat kelak nanti untuk berbagai aspek religius kepada anak anaknya agar dapat terus membina karakter moral atau akhlak maupun rohani seorang anak tersebut, jadi selain dalam hal keduniawian seorang orang tua juga harus memperkenalkan hal hal yang berhubungan dengan masalah akhirat kelak nanti. Selain itu perlu diingat kembali bahwa peranan orang tua dalam pengembangan pertumbuhan anak juga berpengaruh terhadap kemajuan negara, karena suatu negara akan lebih mudah untuk maju apabila masyarakatnya sendiri memiliki peranan yang bagus terhadap progam progam negara dalam memajukan negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Idiologi Pendidikn Islam: Paradigma Humanisme Teosentris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Effendi, Suratman, Ali Thalib, Wijaya, Dan B. Chasrul Hadi. Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1995
Mudjiona, Hermawan. Et.all. Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Syah. Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wenny Hulukati. 2015. Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Anak. Palu. Jurnal Musawa IAIN Palu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun