Mohon tunggu...
Bare minimum writer
Bare minimum writer Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

The past is just a story we tell ourselves -Samantha-

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apakah Kesenjangan Ekonomi Akan Selalu Ada?

19 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 19 Oktober 2022   08:59 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Andre Taissin on Unsplash   

Apakah Kesenjangan Ekonomi Akan Selalu Tetap Ada?-Tahukah kamu jika Afrika Selatan merupakan salah satu negara dengan kesenjangan ekonomi tertinggi di dunia? Bagaimana tidak, 1% orang terkaya di sana menguasai hampir 30% kekayaan di negara tersebut. Kekayaan yang mereka miliki dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan 90% orang miskin di sana.

Kesenjangan kekayaan dan pendapatan bukan merupakan hal yang baru. Bahkan sejarawan dan ahli ekonomi berpendapat bahwa mereka tidak pernah menemukan suatu peradaban manusia tanpa adanya kesenjangan ekonomi. Lalu muncul pertanyaan, apakah kesenjangan ekonomi memang selalu ada dan tidak bisa dihindari?

Indeks Gini. Apa itu?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana kesenjangan diukur. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kesenjangan adalah Indeks Gini. Indeks Gini mengukur kesenjangan ekonomi dengan cara membandingkan distribusi kekayaan pada masyarakat yang disribusi kekayaanya sempurna dengan distribusi kekayaan yang sebenarnya.

Jika nilai indeks Gini adalah 1, maka itu berarti satu orang di negara tersebut memiliki semua kekayaan di sana. Tentu saja Kita tidak akan pernah menemukan negara dengan kondisi seperti ini. Bayangkan saja, semua orang mati kelaparan kecuali dia.

Untuk nilai indeks gini 0 berati distribusi kekayaan di sana sempurna. Hal ini berarti setiap orang mempunyai kekayaan atau pendapatan yang sama.

Akuratkah Rasio Indeks Gini Ini?

Meskipun begitu, kita pun tidak akan pernah menemukan kondisi seperti ini di dunia nyata, termasuk di negara komunis. Coba bayangkan saja, setiap orang terlepas dari umur, pekerjaan, atau di mana mereka bekerja, kita digaji sama.

Perlu kita ketahui, walaupun indeks Gini memberikan kita informasi mengenai kondisi distribusi pendapatan atau kekayaan di suatu negara. Namun, indeks Gini tidak memberikan informasi seperti bagaimana pendapatan tersebut didistribusikan atau seberapa mudah atau susah bagi seseorang untuk keluar dari jerat kemiskinan. Tetapi, setidaknya dengan indeks Gini ini kita mengetahui siapa menguasai berapa kekayaan di suatu negara.

Terdapat beberapa negara dengan kesenjangan yang lebih rendah dibanding dengan negara lain. Salah satu hal yang mempengaruhi hal tersebut adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Tingkat Kesenjangan Ekonomi: Komunisme vs Kapitalisme

Pada abad ke 20, banyak negara yang mengubah sistem ekonominya menjadi sistem ekonomi komunis. Ini dilakukan dengan harapan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi yang ada. Sistem ekonomi ini pun berhasil mengurangi kesenjangan tersebut di beberapa negara, khususnya di China dan Uni Soviet.

Tetapi kedua negara tersebut tidak semakmur negara dengan sistem ekonomi yang lebih maju. Memang setiap orang berpenghasilan sama seperti tetangganya, tetapi itu tetap cukup untuk membuat mereka hidup sejahtera.

Faktor tersebut lah yang membuat Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, terlepas dari faktor-faktor lainnya. Di sisi lain, China tumbuh menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, Ketika China merubah sistem ekonominya menjadi sistem ekonomi kapitalisme di akhir tahun 1970an.

Bagaimana dengan negara kapitalis? Apakah sistem ekonomi yang mereka gunakan bisa mengurangi kesenjangan ekonomi? Jawabannya? Tidak, karena seperti kita ketahui inti dari ekonomi kapitalis adalah menimbun sebanyak-banyaknya kekayaan, lalu membuat kekayaan tersebut menjadi sumber kekayaan kita yang lain.

China dapat kita jadikan sebagai contoh. Seperti kita ketahui sebelumnya, China merubah sistem ekonomi mereka menjadi sistem ekonomi kapitalis. Sejak diubahnya sistem ekonomi tersebut, rasio indeks Gini mereka meningkat dari yang awalnya di bawah 0,4 menjadi lebih dari 0,55. Dari segi pendapatan perkapita, meningkat dari $1.500 menjadi lebih dari $13.000.

Tetapi, meskipun demikian ada beberapa contoh negara kapitalis yang dapat mempertahankan dan bahkan menurunkan indeks Gini mereka. Sebagai contoh, Denmark dan Belanda telah mempertahankan rasio Gini mereka di bawah 0,28 sejak tahun 1980an. Lalu Perancis berhasil menjaga rasio indeks Gini mereka di bawah 0,32 sejak tahun 1979.

Bagaimana mereka melakukannya?

Salah satunya yaitu melalui pajak. Pajak penghasilan di hampir semua negara menggunakan sistem pajak progresif, yang artinya semakin tinggi pendapatan kita, maka semakin tinggi juga pajak yang harus kita bayar. Jadi semakin progresif sistem pajak suatu negara, semakin besar kesempatan untuk mengurangi kesenjangan. Sebagai contoh, tingkat kesenjangan di Perancis menurun 20% setelah pajak dibandingkan sebelum pajak.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah melalui transfer atau bantuan hidup. Ketika pemerintah mengambil pajak dari suatu kelompok orang, kemudian memberikannya ke suatu kelompok orang yang lain. Sebagai contoh, program jaminan sosial memungut pajak dari orang yang bekerja dan memberikannya ke pensiunan. Di Italia, seperempat pendapatan mereka merupakan transfer dari pemerintah di sana.

Ketiga yakni memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap fasilitas-fasilitas sosial, seperti fasilitas Kesehatan dan Pendidikan. Masyarakat yang sehat dan berpendidikan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, yang mana akan menghapuskan kesenjangan ekonomi. Keempat, memastika semua orang memiliki akses ke internet karena di era sekarang internet merupakan kebutuhan utama bagi hampir semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun