Mohon tunggu...
Rahma Sofiannisa
Rahma Sofiannisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran 2010. Kampanye Pangan Lokal. \r\n\r\nTravelling. i travel. i write. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Esembel Musik Bambu Unik, Arumba!

16 September 2012   05:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengarkan musik tradisional, mungkin bukan hal lazim yang sering kita lakukan. Musik tradisional umumnya hanya kita temui pada acara-acara hajatan, rumah makan tradisional, maupun event-event pentas budaya. Selebihnya musik tradisional gaungnya kurang terdengar di tengah arus persaingan musik Indonesia yang luar biasa ketatnya. Sebagai seorang penikmat musik, saya memang membiasakan telinga saya untuk bisa menerima berbagai macam genre. Percaya atau tidak, saya bahkan pernah menjadi penggemar k-pop, dan mengagumi sebuah boyband beranggotakan 13 orang dan pernah manggung di Indonesia tersebut. Kebiasaan untuk menerima berbagai jenis genre musik tersebut, membuat saya mudah untuk membuka diri terhadap musik-musik yang kurang lazim kita dengarkan. Sebenarnya, saya bukanlah penggemar musik tradisional. Pada mulanya, saya secara tidak sengaja melihat suatu pertunjukan musik esembel tradisional di kampus saya. Dan saya terkagum-kagum, bagaimana bisa alat-alat musik bambu beraneka ragam tersebut ketika dimainkan secara ensemble, suaranya terdengar begitu harmonis dan indah. Ketika saya mendengarnya, tak kalah terdengar seperti sebuah "orkestra mini". Lagu-lagu yang mereka mainkan pun bukan hanya lagu tradisional sunda saja, tetapi mereka bahkan bisa memainkan lagu salah satu band lokal Indonesia, luar biasa! Tapi apa nama grup ensemble tersebut? Bila disebut grup gamelan, bukan juga. Soalnya saya perhatikan meski ada alat musik seperti gambang, tapi tidak selengkap gemalen yang ada "kenong", gong, suling dll. Alat musik yang saya lihat hanya satu set angklung, 2 set gambang bambu, dan bass. Dibilang grup angklung juga bukan, sebab didalamnya ada alat musik yang lain, bukan hanya angklung. Jadi disebut apakah grup musik ini? Setelah mencari tahu sana-sini, ternyata kelompok musik bambu ensemble tersebut dinamakan arumba. Arumba sendiri merupakan singkatan dari Alunan Rumpun Bambu. Suatu ensembel arumba setidak-tidaknya terdiri atas :

  • Satu unit angklung melodi, digantung sehingga bisa dimainkan oleh satu orang
  • Satu unit bass lodong, juga dijejer agar bisa dimainkan satu orang
  • Gambang bambu melodi
  • Gambang bambu akompanimen
  • Gendang
  • Sumber gambar : disparbud.jabarprov.go.id

Pada gambar diatas dapat kita lihat alat-alat musik yang dipakai dalam esembel arumba tersebut. Mungkin anda pernah melihatnya, tetapi tidak tahu kalau esembel ini disebut arumba? :) Dalam arumba, selain harmonisasi ada dinamikanya. Mungkin tidak se-energik pemain perkusi. Tapi didalam kekompakan para pemain arumba ketika memainkan alat musik tersebut, saya melihat kebersamaan dan keramahan khas lokal yang mungkin tidak kita temui pada esembel musik-musik modern lainnya. Saya bukanlah pemain arumba. Saya menulis dari sudut pandang saya sebagai penikmat musik yang mengamati permainan arumba dari "luar". Namun berkat mlihat arumba hari itu, saya menjadi semakin terinspirasi untuk lebih mengenal musik-musik tradisional dari daerah lainnya di Indonesia. Terimakasih Arumba, karenamu saya (kembali) jatuh cinta pada musik tradisional khas Indonesia. Salam Kompassiana ! :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun