Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pacarku adalah Anak Mantan Pacar Bapakku

4 April 2021   18:36 Diperbarui: 4 April 2021   21:35 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay/Agatamucha

"Eh bapak, kirain siapa" Balas Zainab penuh senyum.

"Jadi kapan nih mau main ke rumah sekeluarga"

Muka Zainab langsung tersipu malu mendengar pertanyaan dari Pa Karman.

"Insyallah nanti Pa kalau sempat, tapi kebetulan saya kesini bareng ibu saya juga ko Pa!".

"Wah iya dek Zainab, boleh bapa ingin bertemu, kan kebetulan juga belum pernah" Jawab Pa Karman penuh semangat.

Tak lama setelah itu Zainab pergi meninggalkan Pa Karman di pinggir trotoar pasar itu, ia masuk secepat kilat, melewati orang-orang yang sedang berkerumun di dalam blok-blok pasar. Kurang lebih satu menit kemudian Zainab muncul dari keramaian dengan menuntun seorang wanita paruhbaya, kulitnya sawo matang, tubuhnya tidak terlalu tinggi namun berisi, ia mengenakan kerudung hijau yang tampak harmonis dengan baju yang dikenakannya itu. Sehingga tak menampakan usianya yang sudah cukup berumur.

Sambil melambaikan tangan Zainab memanggil "Pa!"

Pa Karman menoleh mencari asal suara yang memanggilnya, sampai pada sebuah sudut di dekat tukang lap panci terlihat dua sosok wanita yang tak lain adalah Zainab, dan satu orang wanita paruhbaya yang dalam ingatan pa Karman mulai samar-samar terlihat tidak asing. Sampai Zainab makin mendekat, pada jarak sekitar 10 meter makin nampak jelas pula siapa wanita yang tengah dituntun oleh Zainab.

Air muka Pa Karman yang semula tampak sumringah, seketika mulai redup dan badannya pun mulai terasa kaku.

"Nah ini Ibu Zainab Pa" Seru Zainab.

Namun jawaban tak segera muncul dari mulut Pa Karman begitupula dari Ibu Zainab. Keduanya malah bertatapan barang sedetik, lantas tak lagi berani saling menatap, keduanya tertunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun