Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Love, Sick, and Girl

1 November 2020   20:20 Diperbarui: 1 November 2020   20:24 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/gerardom

Melihat keadaan yang marah dari para anggotanya Bursh kemudian berkata

"Inilah masaalah akut negeri kita yang mengalami paradoks demokrasi, hanya mengaku saja begitu tapi aplikasinya amburadul. Begini akibatnya jika hanya menerapkan konsep secara tidak utuh, jadinya tidak terarah apalagi jelas. Semuanya menjadi kabur, tetapi dari rasa sakit itu jangan membuat kecintaan kita terhadap negeri ini hilang, justru jadikanlah itu sebagai penambah keyakinan kita bahwa hal yang kita cintai ini membutuhkan tenaga dan pikiran kita untuk segera diselamatkan"

Tak berselang lama, Wahyu menyampaikan informasi seputar Dede

"Lihat ini komodor"

Bursh kemudian memegang gawai Wahyu lalu mengamati gambar dua pasang sepatu di tanah dengan sedikit landsacape pemandangan ketinggian, lalu semakin jelas dengan caption "Indahnya dunia, terasa kian bermakna jika setiap insan saling berpasang-pasangan".

"Maklum, sudah mah kesiangan, semalem dia juga tidur" Ujar Bursh sambil mengehela napas.

To be continued!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun