Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Love, Sick, and Girl

1 November 2020   20:20 Diperbarui: 1 November 2020   20:24 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/gerardom

"Emang teteh kemarin nggak ikut?" Izal menambahkan

Lalu munculah beberapa sisipan pertanyaan yang kemudian menjadi awal rentetan percakapan selanjutnya

"Emang teteh dari kampus mana?"

Dan dengan begitu, percakapan makin panas, bahkan sederajat dengan isu UU Bahaya itu sendiri, namun percakapan ini lebih mengasyikan di mata Izal dan Ivan apalagi di sela-sela percakapan selalu saling melempar tawa, senyum, juga tatapan, dan tahap akhir yang paripurna adalah ditutup dengan saling follow akun instagram dan tes DM-DM an.

Setelah waktu menginjak pukul 7 malam, situasi panas yang sesungguhnya mulai terjadi. Di barisan aksi depan dan samping kanan, aparat mulai mencoba masuk dan kian mendekati massa aksi. Selain itu gas air mata juga mulai ditembakan. Tentu saja hal ini membuat massa aksi panik, banyak dari mereka yang berlariaan, bahkan beberapa diantaranya pingsan karena kelelahan dan menghirup gas air mata.

Banyak juga massa aksi yang terluka akibat pukulan benda tumpul oleh oknum aparat, ironisnya banyak juga yang diamankan karena dituduh memprovokasi. 

Di sisi lain, barisan ikhwan mistis juga mengamankan diri ke sebelah selatan area gedung dewan, sambil berlarian mereka menyaksikan bahwa terjadi banyak pelanggaran yang dilakukan oleh oknum aparat dalam mengamankan aski UU Bahaya, selain itu mereka juga dikecewakan karena tidak ada perwakilan dewan provinsi yang menemui massa aksi.

Para ikhwan mistis kecewa karena para pembuat kebijakan tutup mata dan telinga terhadap keresahan rakyat dan malah terkesan memanfaatkan aparat guna membungkan massa aksi. Akibat situasi yang semakin tidak terkendali, Roy dan Bursh sepakat untuk memulangkan diri beserta seluruh massa aksi ikhwan mistis, mereka tidak ingin ada anggota yang terluka seperti teman-temannya yang lain dan sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Ini bukan satu dua kali saja terjadi, tetapi hampir di setiap demonstrasi selalu saja ada korban.

Seluruh massa aksi dari ikhwan mistis selamat dan mereka kembali berkumpul di selasar masjid.

"Sungguh saya tidak habis pikir aparat malah memukuli massa aksi!" Ujar Ical jengkel.

"Entahlah, seperti kita ini dianggap musuh, padahal kita hanya menyuarakan pendapat" Rey menambahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun