Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Gagap Gempita Mengobral Dusta

8 Mei 2020   17:24 Diperbarui: 8 Mei 2020   17:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/OpenClipart-Vectors

Ical, Wahyu, dan Dede selepas menjalani tugas berat menuntaskan kasus keamanan kampus kini mulai bisa sedikit menikmati waktu luang untuk ngopi di kantin belakang kampus. Mereka merasa sudah cukup lama tidak memiliki waktu bersama dan bersantai seperti ini lagi. 

Maklum saja, mereka kini mulai menginjak tingkat terakhir dalam perjalanan kuliahnya. Semester 7 yang penuh beban tugas berat menghantui benak mereka.

Dalam suasana kampus siang itu yang cukup adem Ical dengan khidmat menyantap bekal makan siangnya. Ia terlihat bergairah memakannya, seperti orang yang sudah tiga hari tidak menemukan nasi.

Suara kunyahannya sedikit menganggu Dede yang sedang fokus menatap ke arah utara yang tak lain adalah asrama putri. Apalagi di jam-jam begini, banyak jadwal siang dan otomatis banyak akhwat yang keluar masuk asrama, dan pada saat itulah Dede merasakan indah hidup di dunia.

Bagi Dede, Ical, dan Wahyu melihat keceriaan dari akhwat kampus merupakan kebahagiaan tak ternilai. Rona ceria yang dipancarkannya seolah membuat beban di pundak akan tugas, biaya kuliah, dan urusan mencari makan menjadi sejenak teralihkan. 

Maka sudah sejak dulu mereka menyatukan suara, menyamakan pandangan bahwa keamanan dan kesejahteraan akhwat adalah prioritas utama yang harus mereka perjuangkan, meskipun usaha mereka banyak terhalang oleh nama besar ikhwan borjuis yang secara modal sosial, modal budaya, dan modal simbolik lebih tinggi.

Akan tetapi dari semua perjuangan yang telah dilakukan, sedikitnya mereka merasa puas karena telah memberikan cukup banyak kontribusi bagi keceriaan para akhwat, lagi-lagi meskipun kadang tak dianggap. Saat masih menikmati suasana kampus, Izal dan Bursh datang menghampiri mereka

"Udah nonton breaking news di TV?" Tanya Izal kemudian

"Emang ada apaan?"

"Lho, masa ketinggalan info, biasanya gercep!" Jawab Izal ketus

"Eh, lu ga liat ini gue kan lagi menikmati panorama akhwat, mana mungkin ditinggalin cuma buat breaking news" Ujar Dede

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun