Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Gerimis Melanda Hati

14 Januari 2020   15:18 Diperbarui: 14 Januari 2020   15:54 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Pexels

Ical mulai geram dengan situasi yang ia lihat itu. Ia mulai duduk dengan tidak tenang.

"Kita juga tidak boleh kalah"

"Hmmmmmm" Gumam Dede.

"Kenapa De?" Tanya Wahyu.

"Kayanya usul Ical bener juga".

"Jadi kita juga perlu nyari gitu?" Wahyu memastikan.

"Proletar juga butuh bahagia Yu, butuh pendamping" Balas Ical.

"Tapi Cal, masalah modal, wajah dan dompet, gimana, buat makan aja susah, apalagi buat pasangan" Keluh Wahyu.

"Itu dia masalahnya"

Lalu sejenak mereka kembali terdiam. Hasrat yang menggelora dalam dada berbenturan dengan realita di pelupuk mata. Niat ingin bahagia, namun tersandera kenyataan. 

Dalam situasi bersedih itu, langit seolah mengamini kegundahan mereka. Tak lama, awan hitam mulai membumbung diatas langit. Mereka berdatangan lalu bertumpukan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun