Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Lain Hidup Susah

1 Oktober 2019   13:48 Diperbarui: 1 Oktober 2019   14:01 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Free-Photos

Ibarat sayur tanpa garam, hidup terasa hambar jika tak diuji. Terlalu datar untuk dijalani, terlalu hampa untuk diarungi, B ajah guys. Ya, mungkin bagi sebagian orang hidup susah ibarat sudah jatuh tertimpa gajah, waduh berat amat dah, kamu tidak akan kuat, sudahlah biar aku saja my love.

Ya, hidup susah sesungguhnya merupakan keniscayaan, yah setidaknya Socrates pernah bilang begini "Kehidupan yang tidak teruji adalah kehidupan yang tidak bernilai" Dari petuah abah Socrates tersebut ya kita sepatutnya memahami bahwa hidup susah bukan suatu kenistaan yang serta merta harus diratapi.

Hidup susah memberikan banyak arti, makna, dan pengalaman. Ya setidaknya juga dari hidup susah saya sendiri banyak diuntungkan. Banyak orang kaya yang stress lantas menjadi gila karena usahanya bangkrut. Sedangkan saya, orang yang memang berasal dari keluarga pas--pasan yah sudah tidak aneh dengan kegagalan ini itu.

Hidup susah tak melulu soal penderitaan, adakalanya juga penuh warna, penuh suka, penuh cinta my love. Ah para pembaca mungkin beberapa diantaranya ada yang mengalami hal  serupa seperti saya ini. Kita bahagia karena kesederhanaan, sore-sore ada yang ngirim berkat dari hajatan saja rasanya sudah seperti menyatakan cinta lantas diterima pula. Mungkin analoginya rada ngelantur, tapi rasanya...Bahagiaaaaa nian.

Jangankan dikirim berkat, beli chiki ar*ies terus dapet gope ajah kaya udah dapet uang kaget. Hehehe. Sungguh kebahagiaan yang hemat nan sederhana, tak perlu keluar modal banyak untuk bahagia, tak perlu ribet posting sana-sini untuk dipamerkan. Cukup aku dan kamu saja yang tahu beb.

Saya sih hanya beruntung menjadi orang susah, yah berkaca dari bangsat uang rakyat (baca: koruptor) yang sejatinya mereka sudah kaya, tapi masih saja merasa tidak cukup. Ya, menjadi orang susah tidak perlu stress akan mempertahankan jabatan, kekayaan, dan kekuasaan.

Menjadi orang susah menjadikan kita paham apa arti kehidupan yang bernilai. Tatkala suatu saat nanti taraf kehidupan sedang mujur, bahkan naik tingkat, itu menjadikan kita mawas diri. Ya, siapa tau nanti jadi pejabat, orang susah seperti saya ini bisa membuat kebijakan yang pro rakyat. Toh mereka sudah mengalami sendiri nggak enaknya ditindas penguasa yang semena-mena.

Saya tidak akan munafik bahwa memang menjadi orang susah banyak sekali menelan kepedihan, dari susah makanlah, bingung bayar kuliah lah, susah jalan-jalan kesana kemari dan tertawa lah. Oke, saya akui memang begitu adanya. Memang pedih, sakit, bahkan terkadang air mata harus menetes jika hati sudah tak kuat menahan beban hidup.

Namun setidaknya dengan menjadi orang susah saya menjadi tidak gila harta dan tahta, itu poin yang patut disyukuri. Banyak pengalaman hidup yang didapat dalam kehidupan yang susah ini. Apa itu arti perjuangan, arti kerja keras, dan keteguhan hati. Menjadi orang susah bukan hal yang nestapa seperti kata iklan ramayana.

Hidup susah justru banyak mendulang berkah dan anugerah, pokoknya berfaedah lah. Kita hanya perlu berusaha dan berusaha. Meratapi nasib takkan merubah keadaan, percaya saja bahwa roda kehidupan selalu berputar, ada saatnya kita nanti mengecap manisnya kehidupan. Meskipun susah tentu kita harus tetap berusaha, karena setidaknya dengan berusaha, kita tidak sepenuhnya kalah oleh keadaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun