Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Di Hadapan Sebuah Keragu-raguan

18 Juli 2019   23:06 Diperbarui: 18 Juli 2019   23:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/qimono

Seiring dengan perjalanan waktu, hubungan dari para ikhwan mistis baik itu dari kaum borjuis maupun kaum proletar makin lekat dan dekat. Hampir dalam setiap riuh rendah kehidupan kampus, mereka selalu menjadi garda terdepan menyemarakannya. Secara sekilas bisa dikatakan bahwa kehadiran para ikhwan mistis, khususnya yang tergabung pada KIMBERLI memberikan warna yang indah dan meriah.


Sejak sebelum pendiriannya sendiri kita tahu bahwa ikhwan mistis memang telah menjadi daya sorot setiap warga kampus, dari mahasiswa kupu-kupu, kura-kura, kunang-kunang, kuda-kuda, sampai mahasiswa kutu-kutu. Di pihak birokrasi, lembaga pun lewat humasnya sendiri sejak lama teah menaruh perhatian khusus terhadap perkembangan gerakan ikhwan mistis.


Kini mereka bukan lagi sebuah organisasi yang amatiran seperti beberapa waktu sebelumnya. Ikhwan mistis sudah akan menginjak usianya yang ketiga. Tentunya kader ikhwan mistis angkatan pertama pun kini sudah mencapai tahap ahli madya alias dedengkot gerakan. Ikhwan mistis bermetamorfosa menjadi suatu organisasi independen yang mempunyai runtutan aturan dasar dan bentuk kepengurusan yang terstruktur, sistematis, dan massif.


Pada fase semester 6, para kader angkatan pertama ikhwan mistis akan dijumpakan dengan salah satu tugas wajib mereka sebagai mahasiswa, yaitu melakukan pengabdian pada masyarakat. suka tidak suka dan mau tidak mau, meskipun dengan disertai berbagai macam keterbatasan, program pengabdian bernama KKN itu tetap harus dijalani oleh para mahasiswa.


Waktu kebersamaan mereka selama ini mesti direlakan untuk terputus selama beberapa minggu. Hari-hari menjelang pelaksanaan KKN dimanfaatkan oleh para ikhwan mistis untuk melakukan ritual "Terakhiran". Tentu saja momen H-1 KKN patut dimaksimalkan sebagai agenda mereka bersenda gurau dan ngopi bareng sebelum benar-benar terjun di lokasi KKN masing-masing.


Bursh yang sedang berdiam di sekitar kantin hanya melihat sekeliling dengan tatapan kosong. Wajahnya tampak lusuh dan tak bergairah. Keriangan yang biasa terpancar dari mukanya, kini seolah hilang tersapu terpaan angin. Dalam kondisi itu Bursh lebih memilih mengisi kejenuhannya dengan meminum kopi hitam. Mungkin itu strategi Bursh untuk mengembalikan lagi fokus dan moodnya.


Kala sedang syahdu menikmati ketenangan situasi kampus, Bursh terhenyak oleh tepukan pelan
"Woy ngapain sampeyan diem-diem bae?" Tanya Ical


"Ah biasa wae Cal"


"Kepikiran mantan? Halah lupain aja mantan mah Bursh" Balas Ical sambil terkekeh


"Sebagai jomblo bermartabat, mantan adalah masa lalu yang tak perlu lagi dipikirkan, apalagi diharapkan"


"Ya terus kenapa sampeyan ngelamun? Tugas?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun