Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tips Menjadi Mahasiswa KKN Idaman Emak-emak di Desa

14 Juni 2019   19:18 Diperbarui: 14 Juni 2019   19:34 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Wanita.me

Momentum Kuliah Kerja Nyata (Selanjutnya ditulis KKN) adalah saat paling membuat dag dug ser para hati mahasiswa, khususnya mereka yang tengah menempuh semester 6. KKN menjadi ritual rutin bagi para mahasiswa sebagai bentuk implementasi salah satu tri-darma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.

Karena sudah menjadi agenda rutin, maka tak heran banyak cerita-cerita yang berkembang tentang KKN mulai kisah senang, sedih, lucu, bahkan horror sekalipun. Namun dibalik itu semua KKN memang nyatanya mampu meninggalkan kenangan yang membekas bagi para pelakunya. Selain itu, dari banyak kisah yang terjadi pada momen KKN tentu tidak terlepas juga dari prosesi humanisasi anak cucu adam dalam mengarunginya.

Disinilah kemudian laku hidup dan orientasi mereka dalam proses KKN menemukan kesejatiannya dan bahkan memberikan gambaran masa depan bagi mereka. Diantara itu semua, jelas banyak dari beberapa mahasiswa yang tentu mendambakan saat-saat KKN mereka diwarnai dengan sejuta kesenangan dan keceriaan. Ya, salah satunya adalah dengan menjadi mahasiswa idaman emak-emak di desa.

Banyak alasan yang melatarbelakangi hal ini, mulai dari berharap menjadi akrab dengan mereka, mengerti dan membantu kesusahan mereka, dan seraya mampu menggaet hati mereka untuk kemudian menggondol anaknya yang kembang desa itu. Oke, ini dia beberapa tips bagi kalian, cussss.

1. Usahakan tampil rapih

Usaha pertama dalam melancarkan misi mulia ini adalah memberi kesan pertama lewat penampilan. Kita, seperti umumnya tentu akan dengan mudah menilai kepribadian seseorang itu dari apa yang tampak di luar. Analisis ini tentunya menjadi modal dasar bagi kita untuk mempersiapkan diri sebelum, terjun ke desa. Merias diri dengan penampilan rapih tentu akan mampu mensugesti pikiran emak-emak di desa untuk menilai baik diri kita.

Memang tidak  semua yang tampak di luar mencirikan apa di dalamnya, namun yang jelas ini adalah sebuah usaha untuk memanfaatkan kesadaran kolektif publik. Sebagai mahasiswa yang membawa itikad baik, jelas kita juga perlu kan menanamkan benih yang baik pula pada awalnya bukan? Barangkali mereka tertarik dan kemudian memasukan nama kita sebagai mahasiswa yang mantuable. Aaamiiinn.

2. Menjunjung sopan santun

Hal kedua sebagai faktor fundamental dan esensial adalah dengan menunjukan sikap yang berakhlakul karimah. Karakter ini menjadi salah satu kunci apakah nama kita akan berada di hati para emak-emak atau tidak. Tampilan saja barang tentu tidak cukup di mata mereka. Kita harus bisa meyakinkan mereka bahwa kita memang qualified dan lebih dari standar mereka sebagai calon mantu yang mantul.

Ada peribahasa sunda yang mengatakan "Hade ku omong goreng ku omong" yang artinya bagus dari perkataan, dan jelek juga dari perkataan. Oleh karenanya penting bagi kita untuk bisa menanamkan kepercayaan lebih di lubuk hati terdalam para emak-emak, bahwa kita adalah bukan pilihan yang sia-sia bagi anak-anaknya.

3. Membuat proker yang membekas di hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun