Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Online Maka Aku Ada

3 Juni 2019   21:17 Diperbarui: 3 Juni 2019   21:31 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Yourschantz

Kepada para pembaca yang budiman, tulisan ini berakar pada konsep filsafat eksistensialisme Rene Descrates yang berbunyi "Aku berpikir maka aku ada". Ya, itu ucapannya pada zaman antah berantah. Namun di era Tik-tok yang nista ini, masalah berpikir menjadi seolah kurang relevan lagi. Yah maklumlah, berpikir tak lagi menjadi urgensi, sebaliknya saat ini ihwal eksistensi diri seseorang itu malah terpancar oleh status online.

 Ya, realitas yang ada memang demikian, mungkin sampeyan pernah terbersit pikiran seperti ini "Duh si bebeb mati apa gimana sih, statusnya ko offline mulu". Yah meskipun berbeda redaksi namun esensinya mungkin sama. Dari contoh kasus diatas saya menjadi yakin ihwal eksistensi diri zaman now memang tak dapat dilepaskan dari status online.

Sebagai contoh lain, misalnya sampeyan punya adek, adek beneran loh yah bukan adek kakaan, sebut saja namanya Bowo, kemudian tiba-tiba si Bowo ini menghilang entah kemana tanpa kabar, berita, dan wacana, hanya terlihat status Whatsappnya sudah beberapa jam lamanya offline. Tentu saja sampeyan akan bingung dan resah bukan, mempertanyakan kemanakah dia, sedang apa, dengan siapa, semalam berbuaaaaat apaaaaa, wowowowo.

Apalagi kalau orang tua, duh pikirannya pasti kemana aja kalo anaknya susah dihubungi, disangka kabur lah, diculik lah, kawin lari lah, dibegal lah, ah pokoknya nggak karuan. Dari kasus-kasus itu pula semakin meyakinkan saya bahwa status online menjadi bukti eksistensi seseorang. Coba silahkan buktikan dengan offline sosial media selama seminggu saja, jangan kaget dan heran kalau sampeyan disangka sudah mati. Iya da aku mah apa atuh!

Penjelasan diatas baru dilihat dari sudut pandang orang lain, nah jika dilihat dari kacamata sendiri pun yah sama juga. Saya pribadi merasa kurang hidup jika tidak online, serasa ada yang hilang gitu. Mulai dari komunikasi yang terputus, informasi terbatas, dan pokoknya dunia seolah gelap.

Bagaimana tidak, dengan online semua hal di dunia ini dapat saya lihat. Semua hal juga dapat dilakukan ketika online, komunikasi bisa, belanja bisa, belajar bisa, kerja bisa, stalking  berita pun bisa. Ah indah rasanya ketika online, tentu saja sampeyan pula merasakan hal yang sama seperti saya bukan.

Ya, saya merasa benar-benar hidup ketika online. Buktinya sering sekali saya resah dan galau ketika kuota habis. Singkatnya, dengan offline banyak hal yang bisa saya lakukan menjadi terhambat, ini juga menandakan bahwa kemerdekaan hidup saya seolah direnggut.

Waduh, hari gini apakah masih bisa seseorang itu dikatakan hidup merdeka jika tidak bisa online? Silahkan tanyakan pada diri sampeyan sendiri. Tentunya ini bukan sekedar omong kosong, Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital bahkan menyebut bahwa generasi Z dan setelahnya menganggap bahwa teknologi, terutama digital sama halnya dengan udara yang senantiasa dihirupnya.

Saya sendiri jujur saja merasa tidak merdeka, saya merasa hidup setengah jiwa, saya merasa tidak meng-ada tanpa online. Dunia maya nyatanya sudah menjadi kenyataan bagi sebagian besar orang, tak terkecuali bagi saya sendiri, khususnya bagi mereka yang hidup dan berkembang di era pesatnya perkembangan teknologi. Maka jangan heran jika kehidupan nyata kini pun banyak tersedia di dunia maya yang serba online, mulai dari pacaran online, belajar online, kerja online, santet online, perang online, ah pokoknya semua bisa di dunia online.

Nah sudah jelas kan, walaupun namanya online alias tidak nyata, tapi toh buktinya itu sudah dianggap realitas yang meng-ada juga kan akhirnya. Ya, itu juga menandakan bahwa manusia saat ini tak bisa lepas dengan yang namanya hidup online. Wong kalo offline segala urusan bisa berabe, nggak bisa kerja lah, nggak bisa belajar lah, nggak bisa update info lah, bahkan nggak merasa hidup. Ya, pada intinya jika aku online maka aku ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun