Bukan dalam finansial saja kami dicampakkan, bahkan lebih parah, dalam urusan fundamental semacam menyusun kurikulum saja hak kami direnggutnya pula. Sungguh kejam, keji, durjana! Kebrutalan dan represifitas tingkat tinggi yang telah dilakukan penguasa tentu sudah diluar nalar sehat, namun ironisnya hanya sedikit orang saja yang memahami persoalan yang menyangkut maju mundurnya bangsa ini.
Entah sampai kapan problematika ini dapat teratasi, karena setiap kali kami mengadu para penguasa jangankan untuk bisa bermediasi dan negosiasi, berorasi bahkan sampai menginap di depan istana negara pun mereka tak peduli! Alih-alih akan ditanggapi, kami malah dikawal dengan penjagaan ketat, lengkap dengan kawat berduri, mobil lapis baja, water cannon, dan aparat membawa laras panjang. Sialan, kau kira kami ini teroris ?
Ah sudahlah terlalu pelik permasalahan ini untuk dijabarkan lebih jauh. Intinya sudah terlalu lama kami dimarjinalkan, dipasung, dan dibodohi. Gambaran masa depan yang lebih baik tentu masih ada dalam hati kecil ini. Kuharap suatu saat nanti mereka mampu mendengar teriakan kekesalan ini dan lantas mucullah secercah harapan akan hari esok yang lebih baik.