Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Lempar Rayu Sembunyi Badan

31 Desember 2018   17:44 Diperbarui: 31 Desember 2018   18:00 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/StockSnap

Bursh, Roy, dan Bale tertawa cekikikan di pojok selasar masjid. Dengan wajah menyeringai mereka saling menunjukan smartphone kepunyaannya secara bergantian. Tampak Bursh kemudian mengeluarkan smartphonenya dari saku belakang celananya. Dengan agak kesusahan, ia berhasil menarik smartphone itu, seraya membuka dan memperlihatkannya pada Roy dan Bale.

"Nih liat!" Celetuk Bursh dengan angkuhnya. Roy melirik sinis "Ah biasa itumah". Bale mengawasi perang urat syaraf kedua temannya, hingga tak lama ia sendiri sibuk menjentikan jari - jari, mengusap layar smartphone dengan lihainya. Ivan diam - diam datang menghampiri dari belakang mereka, tatapannya menohok, menahan napas, sambil berjalan berjinjit. Hingga pada jarak yang sudah semakin dekat, Bursh, Roy, dan Bale masih belum juga merasakan aura kehadiran Ivan saking sibuknya bermain smartphone.

Dengan badan setengah membungkuk, Ivan mencoba meneleng tepat dibelakang Bursh, ia terpancing rasa penasaran "pada serius amat main HP" Pikirnya dalam hati. Sampai pada titik yang cukup jelas untuk melihat apa yang sedang dilakukan Bursh pada smartphonenya, "Dasar Ikhwan Mistis!" Celetuk Ivan sambil menepuk halus pundak Bursh. Bursh menoleh dengan ekspresi setengah kaget "Dasar Ikhwan Kepo!" Balasnya.

Ivan kemudian tahu bahwa Bursh tengah menggombali seorang akhwat. Roy dan Bale jelas merasa terusik kenyamanannya kala itu. Begitulah ikhwan mistis, ia meneror setiap akhwat yang disinggahinya dengan bombardir sejuta gombalan, menerbangkannya dalam kesenangan yang fana, lalu seperti jamaknya, menghujamkannya dalam kesedihan penuh pengharapan.

Ada 1001 satu cara yang digunakan oleh ikhwan mistis dalam merayu akhwat. Kadang bisa cepat berhasil, terkadang juga perlu menggunakan beragam pendekatan dan model tatkala akhwat yang disambanginya cukup menutup diri. Namun yang jelas, hal itu dilakukan secara maya. Ini menjadi semacam ritus yang dikembangbiakan oleh para ikhwan mistis sebagai teknik dasar mendekati seorang akhwat.

Falsafah utamanya berbunyi "Lempar Rayu Sembunyi Badan". Ini bermakna bahwa pada setiap pendekatan awal utamakanlah dunia maya sebagai pengantarnya. Desain pendekatan tersebut tidak dirancang sama sekali oleh para ikhwan mistis. Hanya berdiri atas dasar kesadaran dan kesamaan insting bahwa kemajuan teknologi memang perlu dimanfaatkan secara optimal untuk menggaet perhatian akhwat.

"Akhwat yang mana lagi itu kang?" Tanya Ivan. "Baru, hasil perburuan semalem" Sambut Bursh dengan terkekeh - kekeh. Di tengah teriknya matahari pada akhirnya mereka berempat yaitu Ivan, Bursh, Bale, dan Roy tak henti - hentinya berbincang mengenai berbagai macam proses yang kini mereka jalani dalam mendekati akhwat pun disertai dengan tukar informasi soal jurus - jurus yang digunakannya.

Bale sebagai senior tentu menjadi sasaran dan bulan - bulanan pertanyaan. Bale memang sedikit memiliki pengalaman lebih dibanding yang lain. Ia salah satu ikhwan mistis yang bisa berperan di dua dimensi. Penetrasinya sulit ditebak yang kelak megakibatkan konfrontasi lahir batin dengan ikhwan mistis yang lain. Pengalaman seorang Bale bukan terdapat pada kelihaiannya dalam menyusun muslihat pada akhwat, tapi lebih - lebih ia mempunyai trik jitu yang ia simpan sendiri untuk memikat akhwat.

Tak heran jika setiap kali pertemuan dengan ikhwan mistis Bale kerap dipanggil oleh beberapa akhwat untuk sekedar membawa makanan yang ditujukan khusus kepadanya. Lagi - lagi, penetrasinya memang bisa berjalan di dua dimensi, tapi tetap saja dunia mayalah tempatnya bersemayam dan berinteraksi dengan akhwat.

Ihwal rayuan inilah yang membuat suasana dan keterhubungan antar sesama ikhwan mistis menjadi gamang. Pasalnya dengan seringnya rayuan ini terlontar dari para ikhwan mistis, berbanding lurus dengan stigma negatif yang menyetai kelakuannya. Ical, Dede, dan Wahyu lama kelamaan geram juga. Mereka menjadi kambing hitam dari stigma yang sejatinya ditujukan pada Bale, Bursh, Roy, Ivan dan Egi. Alasan lainnya adalah bahwa mereka menyadari tindakan itu sebagai kesia - siaan yang membuang peluang.

Peluang apa ? Sebelumnya, peluang inilah yang memantik bara pertikaian ikhwan mistis, dan juga membuat mereka pecah kongsi menjadi 2 kasta ikhwan mistis yang berbeda ideologi.

To be continued!    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun