Mohon tunggu...
Rahman Key
Rahman Key Mohon Tunggu... Penulis - In GOD we trust!!

LLM Student in St. Petersburg State University, Russia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Harus Ada Jalan Baru pada Kongres V PAN

5 Desember 2019   11:20 Diperbarui: 11 Desember 2019   21:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang kongres ke V PAN sudah ada kubu-kubu yang saling serang. Intinya kegagalan pemilu 2019 salah Ketua Umum saja

Apakah kegagalan dalam pemilu dari sebuah partai itu salah dari Ketua Umum (Ketum) seorang?
Jelas tidak! Ketum adalah orang yang paling bertanggung jawab atas hasil dari kerja politik sebuah partai. Tetapi, dalam kaidah organisasi dibentuklah kepengurusan demi menjalankan visi & misi Ketum dalam membesarkan partai.

Pada praktek organisasi di dalam partai politik ada pengurus masuk struktur atas dasar kepentingan akomodatif yang tentunya tidak punya pengaruh besar terhadap kebijakan partai. Namun ada pengurus yang memiliki kepentingan sekaligus pembuat kebijakan, itulah yang disebut dengan "stakeholder".

Di dalam struktur organisasi biasanya stakeholder selain Ketum adalah Sekertaris Jenderal (Sekjen), Bendahara Umum (Bendum), Wakil Ketua Umum (Waketum), beberapa Ketua-ketua badan, Dewan/Majelis diatas struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Merekalah orang-orang yang berpengaruh terhadap maju/mundurnya hasil kerja partai.
Jika ditarik dalam organisasi PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN), maka disitu ada Ketum, Sekjen, Bendum, Waketum, Ketua POK, Bapilu/KPPN, Majelis Pertimbangan Partai, serta Dewan Kehormatan. Deretan jabatan itulah yang bertanggung jawab atas hasil kinerja PAN. Bukan hanya seorang Ketum.

Belakangan menjelang kongres V PAN, sudah ada kubu-kubu yang saling serang. Banyak dari unsur simpatisan, pengurus DPD, DPW, bahkan DPP menyesalkan kinerja partai di pemilu 2019. Intinya dengan segala argumentasi, kegagalan pemilu 2019 seolah menjadi salah Ketua Umum saja. Kritik pedas dan saling tuding pun dilakukan dari berbagai pihak yang sudah memploting dirinya sebagai pendukung salah satu kandidat calon Ketum PAN 2020-2025. Antara lain soal dana saksi, posisi PAN yang berada di peringkat ke 2 dari bawah di parlemen, pertama kali tak dapat kursi pimpinan DPR, komunikasi politik yang mengarah pada intimidasi terhadap pengurus-pengurus DPD menjelang kongres, serta figur Ketum yang tak mampu mengisi porsi pemilihan presiden 2019. Berbagai pihak saling lempar kritik atas beberapa kejadian di atas.

Mereka lupa calon-calon yang mereka dukung seperti Mulfachri Harahap, Hanafi Rais, serta Zulkifli Hasan adalah stakeholder Partai Amanat Nasional. Bahkan ada upaya untuk menarik ketua Dewan Kehormatan PAN, Prof. Dr. Amien Rais "The Most Powerfull Man" sekaligus pendiri PAN agar turut "mengatur" kancah kontestasi Calon Ketum (Caketum) PAN.

Jika pun sang Profesor ikut turun menjadi bagian "backup" caketum PAN seperti kongres tahun 2015 lalu, maka di posisi mana beliau akan mengkritik caketum yang lain. Sebab mereka semua adalah Stakeholder yang  bertanggung jawab pada partai, mereka semua sama-sama "Tukang Atur" dalam partai berlambang matahari dengan torehan merosotnya hasil pemilu di tahun 2019. Bagaimana bisa bercita-cita membenahi partai, jika kesempatan ketika menjadi pengurus serta stakeholder partai, mereka buktikan dengan hasil yang tidak buruk, namun jauh dibawah predikat Baik.

Tak ada pilihan lain jika ingin berbenah, harus ada jalan BARU demi membawa partai menuju kemenangan. Selamat melaksanakan Rakernas 7 Desember 2019, di Jakarta.

Kamis 5 Desember 2019
Rahman Key
Pengamat PAN

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun