Mohon tunggu...
Rahmanivia Permatasari
Rahmanivia Permatasari Mohon Tunggu... Duta Besar - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan kota Universitas Jember

Rahmanivia Permatasari (191910501002)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Kelayakan Jalan Tol Palembang-Indralaya

28 April 2020   10:24 Diperbarui: 28 April 2020   10:33 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Studi kelayakan dibuat untuk menyediakan gambaran umum tentang persoalan pokok yang berhubungan dengan gagasann bisnis yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu bisnis/proyek "layak atau tidak" masuk ke dalam marketplace. Proyek yang diteliti biasanya merupakan proyek besar hingga proyek kecil, sehingga semakin besar proyek yang dijalankan maka akan menimbulkan dampak yang semakin luas juga. Dampak yang terjadi bisa berupa dampak ekonomis maupun dampak sosial karena dalam studi kelayakan disebutkan manfaat dan pengorbanan (cost dan benefit analysis). Ada tiga aspek yang menyangkut dengan studi kelayakan ;

  • Proyek akan memberikan manfaat ekonomis bagi proyek itu sendiri atau dapat disebut manfaat finansial yang berarti apakah proyek tersebut terlihat menguntungkan atau tidak apabila dibandingkan dengan resiko yang akan terjadi.
  • Selain itu proyek memberikan manfaat ekonomis bagi negara tempat proyek tersebut dilakukan (manfaat nasional) yang memperlihatkan manfaat proyek bagi perekonomian makro suatu negara.
  • Memberikan manfaat sosial proyek bagi masyarakat di sekitar pembangunan proyek, namun hal ini merupakan studi yang sulit untuk dilaksanakan.

Seperti halnya dengan jalan tol yang merupakan salah satu infrastruktur yang merupakan bagian dari jaringan jalan. Pembangunan jalan tol dilakukan untuk pemerataan pembangunan sehingga lalu lintas akan berjalan lancar, meningkatkan hasil guna distribusi barang dan jasa untuk meningkatkan roda perekonomian. Selain itu ada manfaat strategis yang dihasilkan seperti adanya lapangan pekerjaan baru, meningkatkan daya tarik investor di Indonesia, meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu daerah karena dilalui yang berfungsi sebagai pendorong PDRB dan dapat memperlancar kegiatan ekspor.

Salah satu daerah yang sedang berkembang adalah Kota Palembang, Sumatera Selatan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km wilayah ini dikatakan cukup strategis karena dilalui oleh jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah yang ada di Pulau Sumatera. Pada jalan raya Palembang-Indralaya sering sekali terjadi kemacetan karena merupakan jalan utama menuju kawasan Indralaya sehingga banyak dampak negative yang terjadi seperti adanya kecelakaan dan kemacetan. Untuk mengatasi hal itu dibangun Jalan Tol Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer. Sumber pembiayaan yang digunakan dalam pembangunan jalan tol ini tidak hanya berasal dari pemerintah saja karena dalam pembangunan membutuhkan anggaran dana yang besar.

Jika ditinjau dari segi finansialnya untuk alternative jalan tol Palembang-Indralaya dinyatakan layak, hal ini dapat dilihat pada komponen biaya Outcash Flow yang dibedakan menjadi dua tahap. Pertama tahap konstruksi dibagi menjadi dua alternative rencana perhitungan biaya konstruksi menggunakan alternative I (Rigid Pavement)  dan Alternatif II Geotextile dan Cerucuk jalan tol Palembang-Indralaya ini dikatakan layak karena total biaya yang dipakai lebih sedikit. Sehingga mampu menghasilkan dampak positif yang lebih besar untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan pemerintah selama masa proyek 30 tahun sehingga layak untuk dilaksanakan agar kekurangan yang ada dapat terpenuhi. Total biaya konstruksi yang digunakan sebesar Rp. 1.470.885.806.282,15 dengan rincian 60% digunakan untuk tahap I atau dari total Rp 891.723.000.000 dan 40% diambil untuk tahap kedua atau dengan total Rp 594.482.000.000. Apabila dibandingkan dengan cost Alternatif I hanya sebesar Rp 3.283.155,1 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan Alternatif II yang mengeluarkan total pengeluaran atau cost sebesar Rp 3.548.265,i. Dari jumlah total tersebut dapat disimpulkan bahwa masa konsesi 30 tahun, maka untuk mengembalikan modal pembangunannya butuh waktu sekitar 27 tahun. Selain dari manfaat finansialnya juga perlu dikaji lebih lanjut mengenai manfaat nasional serta manfaat sosial bagi masyarakat sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun