Di kemerahan mentari terbit
Dalam lambayan kehangatan yang menghilangkan kesejukanÂ
Di kala mata mulai membuka dan raga siap bertempur kembaliÂ
Sedang aku tersungkur dalam sujud yang panjang
Di mana dunia sibuk dengan profesinya
Aku tetap dalam Do'a yang ku selimuti air mata
Dimana salahnya akuÂ
Dimana kelirunya aku
 Aku hanya bertahan diantara pilihan maju dan mundur
Sifatnya semua insan adalah bersusaha
Sedangkan aku hanya terbata di atas kasur yang lusuh
Menanti kapan sembuhÂ
Dan kapan ajal
Aku hanya lelaki tua tak beruban
Yang mampu bertahanÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!