Mohon tunggu...
rahma lolita
rahma lolita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Macam-macam Gangguan Cemas

16 Agustus 2018   21:44 Diperbarui: 16 Agustus 2018   22:27 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir di mana akan terjadi sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Pada dasarnya kecemasan adalah sesuatu yang wajar dialami oleh siapa saja.

Kecemasan biasanya muncul saat kita berhadapan dengan keadaan yang tidak jelas, membingungkan, menegangkan, atau menakutkan.

Ketika kita sedang menghadapi sebuah kondisi bermasalah, kecemasan dapat berperan positif untuk membantu kita fokus memecahkan masalah tersebut.

Namun, jika muncul secara berlebihan, seringkali kecemasan yang kita alami malah dipenuhi oleh visualisasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi dari masalah yang sedang kita alami.

Ciri-ciri dari kecemasan 

Kecemasan adalah perasaan yang kompleks, karena melibatkan ciri-ciri fisik, behavioral dan kognitif.

Ciri-ciri fisik yang dimaksud sebetulnya sangat akrab dengan semua orang, seperti deg-degan atau jantung yang berdebar keras, berkeringat, atau napas tersengal-sengal, pusing, dan bahkan ada yang sampai sering buang air kecil.

Sedangkan ciri-ciri behavioral dari kecemasan yaitu perilaku menghindar dan perilaku terguncang, dan untuk ciri-ciri kognitif dari kecemasan individu akan merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, khawatir akan ditinggal sendirian, dan juga bahkan berpikir akan segera mati. Meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis.

Gangguan-gangguan kecemasan 

Gangguan kecemasan dapat muncul dalam berapa bentuk gangguan kecemasan antara lain yaitu: Agorafobia, Fobia, Obsesif-Kompulsif, Gangguan panik, Gangguan stres Pasca-trauma, Gangguan Stres Akut, Gangguan Kecemasan menyeluruh, Gangguan Kecemasan Akibat Kondisi Kesehatan (medis) Umum. Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang hampir dialami tiap orang dan semua umur (Herbert, 2013), kecemasan dapat muncul dalam berbagai bentuk antara lain :

Gangguan panik

Serangan tidak dapat diduga muncul dalam bentuk kecemasan akut, yang berlangsung selama 10 menit. Kepanikan merupakan episode kecemasan ekstrem dalam merespon suatu ancaman nyata. Kepanikan memperlihatkan gejala : palpitasi, keluhan sakit di dada, berkeringat, demam, nafas pendek, nausea, sakit kepala atau perasaan aneh dan takut kehilangan pengawasan pada dirinya. Misalnya Phobia (bentuk ketakutan terhadap objek atau situasi tertentu/spesifik, sering dsertai dengan gejala-gejala kecemasan ekstrem).

Gangguan Fobia

Gambaran utama mengenai gangguan fobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi spesifik yang menimbulkan suatu keinginan untuk menghindari objek, aktivitas atau situasi tersebut (stimulus fobik). Pada orang yang dinyatakan fobia sering dijumpai suasana emosi yang komplek disertai dengan rasa cemas. Secara psikologis faktor yang memyebabkan rasa cemas tersebut bisa didapat dari lingkungan luar dan tidak mampu untuk menyebutkan sumber ketakutannya, dan merasa kebingungan serta mengalami kesulitan memusatkan perhatian.

Gangguan fobia dibagi dalam tiga tipe antara lain.

1) Agorafobia (bentuk yang paling berat pervasive/meresap)

Kekhawatiran pada suatu tempat atau situasi tertentu (misalnya tempat ramai, dipasar atau tempat umum) karena merasa sulit untuk berlindung dan merasa bahwa dirinya tidak berdaya. Ketakutan ini bisa menyebabkan penderita makin lama semakin mengisolasi dirinya sehingga tidak mau melakukan perjalanan atau selalu membutuhkan pendamping.

Agrofobia dengan serangan panik, dapat diterangkan sebagai berikut.

a) Individu mempunyai ketakutan yang hebat terhadap situasi berada sendirian atau tempat umum, dimana individu akan sulit melarikan diri atau tempat yang tidak ada pertolongan apabila datang serangan mendadak berupa perasaan tidak berdaya, seperti misalnya berada di antara orang banyak dalam terowongan, atau diatas jembatan.
b) Aktivitas yang biasa dilakukan makin sempit dan ahkirnya ketakutan atau tingkah laku menghindar menguasai hidup individu
c) Tidak disebabkan oleh episode Depresi Berat, Gangguan Obsesif-Kompulsif, Gangguan Kepribadian Paranoid, atau Skizoprenia.

2) Fobia Sosial

Fobia sosial adalah perasaan takut terhadap hal-hal dan tidak termasuk dalam kriteria agoraphobia atau fobia sosial seperti takut pada binatang, kilat, sakit, kecelakaan atau kematian. Ketika situasi ketakutan muncul orang yang terkena fobia sosial dapat saja mengalami gejala somatik sebagai akibat dari kecemasan. Beberapa penderita tidak mengeluh akan gejala somatik tetapi mengalami ketakutan.

Situasi umum yang dianggap sebagai fobia sosial berhadapan dengan hal-hal seperti diperhatikan ketika melakukan sesuatu atau berbicara didepan umum.

Suatu survei acak terhadap 500 penduduk Winnipeg, Manitoba, menemukan bahwa 1 di antara 3 orang mengalami kecemasan yang berlebihan ketika berbicara didepan umum, yang mempunyai pengaruh buruk yang cukup signifikan terhadap hidup mereka(Stein, Walker, & Forde, 1996).

3) Fobia Khusus

Fobia khusus lebih umum daripada fobia sosial, lebih besar dialami oleh wanita daripada laki-laki. Objek yang ditakuti dalam dalam fobia khusus antara lain binatang, petir, penyakit, dan kematian. Sedangkan kriteria diagnostik untuk fobia spesifik ini yaitu

a) Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan, ditunjukan oleh adanya atau antisipasi suatu objek atau situasi tertentu (misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat suntikan, melihat darah).
b) Pemaparan dengan stimulus fobik hamper selalu mencetuskan respons kecemasan segera, yang dapat berupa serangan panic yang berhubungan dengan situasi atau dipredisposisi oleh situasi.
c) Orang menyadari bahwa rasa takut tersebut berlebihan atau tidak beralasan.
d) Situasi fobik mungkin dihindari, atau jika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan atau penderitaan yang kuat.
e) Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara bermakna menganggu rutinitas norma orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas social atau hubungan dengan orang lain atau terdapat penderitaan yang jelas karena menderita fobia.

Gangguan Obsesif-Kompulsif

Suatu obsesi adalah adalah pikiran, perasaan, ide, sensasi yang menganggu (intrusif). Sedangkan kompulsif adalah perilaku yang disadari, dibakukan, dan rekuren, seperti misalnya meghitung, memeriksa, atau menghindar, yang bersebab adanya obsesi.

Obsesi meninggalkan kecemasan seseorang, sedangkan tindakan kompulsif menurunkan kecemasan, namun menimbulkan kecemasan baru. Seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif umumnya menyadari irasionalitas dari obsesi dan merasakan bahwa obsesi dan kompulsif sebagai ego distronik.

Gangguan ini dapat menyebabkan ketidak-berdayaan karena obsebsi yang pada akhirnya menghabiskan waktu dan menganggu secara bermakna pada rutinitas normal seseorang terutama gangguan ini meliputi fungsi pekerjaan, aktivitas sosial, atau hubungan dengan teman dan anggota keluarga. Gangguan obsesif-komulsif dialami 2% sampai 3% masyarakat umum pada suatu saat dalam hidup mereka (APA,2000; Taylor, 1995).

Gangguan stres Pasca-trauma

Gangguan ini terjadi secara berulang, yang disebabkan oleh kecemasan sebagai akibat peristiwa yang mengerikan (katastropik). Gangguan cemas ini terdiri pengalaman tentang trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran terhadap trauma, dan kesadaran berlebihan yang persisten. Gangguan sangat mungkin terjadi pada individu yang sendirian, bercerai, janda, mengalami gangguan ekonomis, atau menarik diri secara sosial

Stressor adalah faktor penyebab utama dalam perkembangan gangguan stress pasca-traumatik. Tetapi tidak semua orang akan mengalami gangguan stress pasca-traumatik setelah suatu peristiwa traumatik. Walaupun stressor diperlukan, namun stressor tidak cukup untuk menyebabkan gangguan. Klinis stress pasca-traumatik harus mempertimbangkan juga faktor biologis individual yang telah ada, faktor psikososial sebelumnya, dan peristiwa yang terjadi setelah trauma.

Faktor kerentanan yang merupakan predisposisi tampaknya memainkan peranan penting dalam menentukan apakah gangguan akan berkembang menjadi trauma pasca-traumatik, sebagian ditentukan oleh :

1). Adanya trauma masa kanak-kanak
2). Sifat gangguan kepribadian ambang, paranoid, dependen, atau anti sosial
3). Sistem pendukung yang tidak kuat
4). Penggunaan respons coping aktif dalam menghadapi stressor traumatis
5). Perubahan hidup penuh stress yang baru saja terjadi
6). Penggunaan alkohol, meskipun belum sampai pada taraf ketergantungan.

Gangguan Stres Akut

Pengertian stress yaitu segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri sebagai akibat adanya penghalang kesukaran, kebimbangan, aral melintang dalam usaha mencapai tujuan sehingga menganggu kesimbangan, bila tidak dapat diatasi dengan baik akan muncul gangguan badan atau jiwa.

Apabila stress mengancam perasaan kemampuan dan harga diri seseorang maka  reaksinya akan condong berorientasi pada pembelaan Ego (Ego Defence Oriented) dengan tujuan utama melindungi diri terhadap rasa devaluasi diri, meringankan ketegangan serta kecemasan yang menyakitkan.

Gangguan Kecemasan Menyeluruh (GAD)

Gangguan kecemasan umum (Generalized anxiety disorder/ GAD) ditandai dengan gejala kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan. Serangan ini meliputi sejumlah kejadian atau akivitas (pekerjaan, prestasi sekolah). Individu merasa sulit untuk mengendalikan ketakutannya. Gejala-gejala kecemasan akan dianggap signifikan klinis dimana

1). Tingkat keparahannya abnormal atau berkepanjangan
2). Terjadi dalam keadaan yang penuh tekanan
3). Merusak fungsi fisik, sosial atau pekerjaan

***

Daftar pustaka
- Psikologi Abnormal, edisi kelima Jilid 1, Jeffrey S. Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Greene.
- J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|63 Gangguan Cemas Menyeluruh
- med.unhas.ac.id (pdf)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun