Mohon tunggu...
Rahmawati Kurnia
Rahmawati Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Chain

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ambisi Indonesia Capai Net-Zero Emissions Tahun 2060, Mampukah? Lantas, Bagaimana Kontribusi Kita?

23 Oktober 2021   00:10 Diperbarui: 23 Oktober 2021   00:14 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran global akan permasalahan-permasalahan yang muncul mengenai lingkungan. Pada tahun 2021 ini, tema yang dipilih adalah Environtment Restoration atau Restorasi Lingkungan. Restorasi lingkungan merupakan upaya mengembalikan lingkungan yang sudah rusak, kembali seperti semula. Hal ini dapat menjadi langkah konservatif untuk mengurangi emisi karbon yang kian meningkat. 

Hasil KTT Iklim 2015 di Paris menjadi perhatian karena mewajibkan negara industri dan maju untuk memiliki target net-zero emissions pada tahun 2050. 

Pada 22-23 April 2021, Joe Biden, presiden AS, menggagas Climate Leader's Summit yang mengundang 40 Kepala Negara secara virtual untuk membicarakan kesiapan dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrim dan komitmennya terhadap target net-zero emissions sebagai lanjutan dari hasil KTT Iklim 2015. Banyak negara yang menyambut baik target tersebut termasuk Indonesia. 

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak dunia untuk melakukan aksi-aksi nyata, to lead by example, seperti yang telah disampaikan pada pidatonya berikut ini.

Sebelum membahas upaya Indonesia dalam mencapai target net-zero emissions pada tahun 2060, mari kita memahami terlebih dahulu, apakah net-zero emissions itu?

Net-zero emissions adalah nol bersih emisi yang mana secara harfiah bukan berarti makhluk hidup tidak menghasilkan emisi sama sekali, namun lebih kepada memaksimalkan penyerapan emisi di bumi agar tidak sampai menguap ke atmosfer. 

Emisi yang menguap ke atmosfer akan menyebabkan efek rumah kaca. Apabila efek rumah kaca ini terus meningkat maka pemanasan global akan menjadi masalah yang lebih serius bagi makhluk di bumi khususnya manusia. 

Menurut para ahli, karbon akan tetap bertahan di atmosfer selama 10.000 tahun, yang artinya apabila net-zero emissions 2050 ini tercapai atau bahkan jika semua negara tidak memproduksi emisi sama sekali, pemanasan global akan tetap terjadi akibat emisi yang diproduksi beberapa abad terakhir dan hari ini. Maka dari itu, dunia sedang mengusahakan untuk meminimalkan emisi dan mencari solusi yang efektif serta efisien demi keberlangsungan hidup makhluk di bumi.

Lantas bagaimana upaya Indonesia?

Berdasarkan laman kkp.go.id, Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia tahun 2021 dengan luas 3,2 juta hektar yang mana 22,4% dari luas keseluruhan mangrove di dunia. Hal ini dapat menjadi modal bagi Indonesia untuk mewujudkan ambisi capaian net-zero emissions tahun 2060. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun