Mohon tunggu...
Rahmawati Kurnia
Rahmawati Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Chain

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ambisi Indonesia Capai Net-Zero Emissions Tahun 2060, Mampukah? Lantas, Bagaimana Kontribusi Kita?

23 Oktober 2021   00:10 Diperbarui: 23 Oktober 2021   00:14 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selain itu, pada tahun 2016-2017 Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon dioksida sejumlah 11,2 juta ton CO2eq melalui kerja sama REDD+ dengan Norwegia atas perdagangan karbon oleh Indonesia. 

Pada kerja sama tersebut Pemerintah Norwegia berjanji membayar 56 juta dollar atas keberhasilan penurunan emisi karbon tersebut, walaupun sampai saat ini belum ada komitmen yang serius atas nominal yang telah dijanjikan, padahal Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan persyaratan-persyaratannya.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan bahwa Kementerian ESDM telah menyiapkan jalan peta untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dengan mengembangkan energi terbarukan. Pada tahun 2040, Pemerintah Indonesia memiliki target untuk menghentikan penjualan motor konvensional dan mobil konvensional pada tahun 2050 serta memperluas penyediaan guna transportasi umum. Lalu, pemerintah juga mempertimbangkan penggunaan energi nuklir yang akan dimulai pada tahun 2045-2060 dengan kapasitas 35 gigawatt.

Dalam pidato presiden pada Climate Leader's Summit, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia telah memutakhirkan NDCs (Nationally Determined Contributions) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim. Di samping itu, Indonesia sedang mempercepat pilot percontohan net-zero emissions, antara lain dengan membangun Indonesia Green Industrial Park seluas 12.500 hektare di Kalimantan Utara yang akan menjadi yang terbesar di dunia. Pemerintah juga sedang melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 620 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia dengan daya serap karbon mencapai empat kali lipat dibanding hutan tropis.

Dilihat dari beberapa upaya yang telah dilakukan dan strategi kedepannya, Indonesia akan mampu mewujudkan net-zero emissions pada tahun 2060. Meskipun target ini terbilang lebih lambat daripada negara-negara lain mengingat Pemerintah Indonesia masih memiliki fokus besar pada masalah ketimpangan perekonomian dan pembangunan, namun optimisme dan harapan akan selalu ada. Tentu ambisi ini akan melalui jalan yang sangat berat, sehingga kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Secara mikro, dibutuhkan dukungan dari seluruh penduduk Indonesia dengan doing by action. 

Bagaimana sih cara kita berkontribusi? Mudah saja, dengan melakukan hal-hal kecil seperti berikut.

1. Mengolah sampah dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemakaian barang yang menghasilkan sampah dapat dikurangi. Barang yang masih layak dipakai dapat dimanfaatkan atau dialihfungsikan. Sampah yang masih bisa didaur ulang, seperti sampah plastik limbah rumah tangga yang dapat didaur ulang menjadi tas, pot bunga, dan sebagainya.

2. Menanam pohon. Menurut studi literasi, satu pohon besar dapat menyelamatkan dua nyawa. Sehingga, paling tidak satu rumah memiliki lahan untuk menanam pohon yang mencukupi kebutuhan oksigen dan penyerapan karbon dioksida sesuai jumlah orang yang tinggal di rumah tersebut. Misalkan satu rumah terdiri dari 4 orang, maka paling tidak ada 2 pohon besar yang ditanam di pekarangan.

3. Memakai produk yang ramah lingkungan. Misalnya penggunaan tas belanja kain sebagai pengganti kantong plastik atau penggunaan daun pisang sebagai kemasan makanan, dan lain sebagainya.

4. Menggunakan transportasi rendah emisi seperti pemakaian sepeda atau jalan kaki jika jarak tempuh dekat. Bisa juga menggunakan transportasi umum, namun transportasi umum di Indonesia belum cukup memadai baik dalam hal ketersediaan pada daerah-daerah tertentu ataupun kenyamanan para pengguna. Dapat juga mempeluas inovasi kendaraan listrik. Banyak potensi anak negeri dalam menciptakan kendaraan listrik yang dapat dan perlu dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia.

5. Mengurangi pembakaran, terutama pembakaran hutan. Oknum-oknum tak bertanggung jawab harus diberi sanksi tegas agar kejadian semacam ini tak berlanjut sehingga dapat merugikan lingkungan baik secara lokal maupun global. Pembakaran sampah-sampah rumah tangga juga dapat dikurangi dengan cara 3R atau dikubur apabila sampah tersebut merupakan sampah organik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun