Ada pula kisah cinta yang berawal dari kagum, mimpi tentang kenangan, kesedihan, dan sebagainya. Uniknya, di toko penjual mimpi ini, mimpi dibayar oleh berbagai perasaan. Rasa penasaran rasa berdebar, rasa marah, rasa kacau, rasa bebas, rasa takjub, rasa penyesalan, rasa kehilangan. Seolah representasi dari warna-warni kehidupan ini. Apa yang kita alami akan direpresentasikan oleh perasaan yang membekas di dalam hati.
Semua itu tergantung bagaimana kita berpikir.
 Sederhana, tetapi mampu menyadarkan kita bagaimana harusnya memandang mimpi, bahkan kehidupan yang lebih rumit dari itu. Novel ini mencoba memperlihatkan bagaimana sebab akibat akan sesuatu. Apa yang kita dapatkan atas apa yngg kita pikirkan, kita lakukan. Kehidupan memang tak ada yang tahu, tapi slogan "be positif" tentu layak kita tanamkan dalam pikiran masing-masing.
Dari novel ini kita bisa mengartikan bahwa mimpi terkadang bukan sekedar mimpi. Dalam novel ini mimpi dapat diartikan apa adanya, atau layaknya film yang diproduksi dan diperjualbelikan, atau layaknya kisah nyata kehidupan, yang memberikan banyak rasa dan berdampak di kemudian hari. Semua tergantung bagaimana kita melihat dunia. Perspektif apa yang ada di benak kita. Itu semua bermakna. Karna cerita selalu punya tujuan indah kepada pembacanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI