Mohon tunggu...
Rahmah DianPutri
Rahmah DianPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Education is important especially for woman

Usaha dan doa tidak akan berakhir sia-sia, melainkan berbuah bahagia. - Rahmah Dian Putri -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Analisis Fenomena Artis Suka Pamer Kekayaan di Media Sosial

19 April 2021   11:54 Diperbarui: 19 April 2021   12:17 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Entrepreneurship Project in Creative Writing 

WEEK 11

News Analysis of Public Figure on Social Media

            Jejaring sosial dimulai pada tahun 1997 ditandai dengan diluncurkannya fitur blogging dan posting melalui web 2.0 yang dinamakan six degress.com. Media sosial merupakan media untuk berinteraksi dan berbagi secara daring. Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh usso, J. Watkins, L. Kely, dan S.Chan (2008) bahwa media sosial merupakan instrumen yang memfasilitasi komunikasi, jaringan, dan kolaborasi secara daring. Saat ini, media sosial sudah banyak ragamnya, ada Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp, Line, YouTube, dan masih banyak lagi. Pada 2017, berdasarkan artikel pada laman kominfo.go.id, disebutkan bahwa pemerintah mengharapkan agar media sosial dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif, dapat mendorong kreativitas dan inovasi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Alih-alih digunakan untuk hal yang bermanfaat atau berbagi kebaikan, pengguna media sosial terutama public figure yang seharusnya menjadi cotoh baik, mereka justru memanfaatkan kebebasan bereksplorasi tersebut untuk sekedar membagikan momen kebahagiaan bahkan kesempatan tersebut dijadikan ajang pamer. Contoh saja ada YouTuber terkenal yang baru-baru ini menikah yaitu Atta Halilintar yang asik memamerkan liburan bulan madunya, artis papan atas Raffi Ahmad yang acap kali memnunjukkan mobil mewahnya dengan harga miliaran hingga triliunan, lalu yang sedang naik daun sekarang yaitu artis tiktok Sisca Kohl yang isi dari akunnya adalah makanan berharga jutaan, dan masih banyak public figure lainnya yang terkesan pamer di sosial media.

Berbicara mengenai pamer di sosial media, itu lah yang kini sedang ramai diperbincangkan oleh banyak pihak sejak dosen UI Ade Armando menyampaikan pendapatnya terkait hal itu di kanal YouTube Cokro TV pada 10 April lalu. Ia menganggap bahwa artis yang suka memamerkan kemewahan tersebut tidak peudli dengan kondisi mayoritas rakyat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Pakar komunikasi politik itu menyebutkan beberapa artis yang kerap kali pamer kekayaan, seperti Raffi Ahmad, Atta, Sule, Andre Taulani, Nikita Mirzani, dan keluarga Anang Hermansyah. Berkenaan dengan itu, lantas apa yang menybabkan para artis melakukan hal tersebut? Sosiolog UGM Sidiq Hari Madya memiliki fokus pada kajian masyarakat digital, yaitu mempertahankan status sosial, memenuhi imajinasi audiens, dan atensi publik tinggi.

Untuk mempertahankan status sosial, orang melakukan berbagai macam upaya salah satunya dengan menunjukkan kekayaannya ke khalayak luas. Jika melihat fungsi media sosial menurut Jan H. Kietzamann, dkk, hal itu termasuk dalam kategori fungsi dalam hal Reputation. Reputation menggambarkan para pengguna dapat mengidentifikasi orang lain serta dirinya sendiri. Artinya, pamer di media sosial berindikasi dilakukan agar mereka diidentifikasi sebagai orang kaya dan hal itu merupakan upaya untuk mempertahankan status sosial.

Stereotipe artis adalah orang dengan penghasilan besar dan hidup enak. Hal tersebut juga merupakan imajinasi atau ekspektasi audiens atau yang sekarang dikenal dengan netizen. Menilik fungsi media sosial, itu masuk dalam hal identity. Identity artinya menggambarkan pengaturan idntitas para pengguna dalam sebuah media sosial yang menyangkut beberapa hal salah satunya profesi. Artis merupakan profesi yang di imajinasi netizen mampu membeli barang-barang mewah, berlibur ke berbagai penjuru negeri, dan memiliki saldo rekening hingga triliunan. Sehingga, artis menunjukkan hsl-hal tersebut untuk sekedar membenarkan imajinasi netizen.

Presence adalah salah satu dari tujuh fungsi media sosial dalam kerangka kerja honeycomb. Itu berarti menggambarkan apakah pengguna dapat mengakses pengguna lainnya. Sosial media membuat hal itu bisa dilakukan, sehingga timbullah tingginya atensi dari publik terhadap arti-artis yang pamer kekayaan. Artis-artis menjadi contoh, menjadi patokan, bahkan menjadi standar kekayaan oleh para netizen.

Terkait dengan fenomena menunjukkan kekayaan oleh para public figure seperti artis, YouTuber, pesohor negeri, dan yang lainnya, itu bisa dikatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut dengan tujuan pamer. Tentu saja pamer merupakan hal yang salah, sebagaimana yang tertuang dalm Q.S. Al-Ma'un bahwa orang-orang yang berbuat riya atau pamer adalah orang-orang yang mendustakan agama. Tentu bukan tanpa alasan. Mereka melakukan hal tersebut agar status sosialnya tetap baik. Tak hanya itu, pamer juga dilakukan  untuk menunjukkan pada netizen bahwa artis memang lah profesi dengan penghasilan banyak. Kegiatan pamer di sosial media akan terus dilakukan oleh public figure karena hal itu lah yang menarik atensi publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun