Mohon tunggu...
Rahmah NurmalilaJasman
Rahmah NurmalilaJasman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dibuat untuk keperluan pengumpulan Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fenomena Likuifaksi

1 Desember 2021   08:02 Diperbarui: 1 Desember 2021   08:12 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Likuifaksi

Oleh : Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Rahmah Nurmalila Jasman

Pendidikan Fisika, UNJ 2021

Ketika gempa bumi terjadi, secara umum diikuti oleh guncangan akibat dari gelombang seismik yang mencapai permukaan sehingga menimbulkan tsunami, dan tanah patahan di lingkungan geologi tertentu, beberapa diantaranya dapat menyebabkan likuifaksi. Proses ini menyebabkan bangunan rusak, retak, maupun runtuh. Kerusakan bangunan akibat likuifaksi dikenal dengan istilah destruksi tanah.

Likuifaksi adalah suatu keadaan dimana tanah berubah dari keadaan padat (solid) menjadi cair (liquid) seperti bubur akibat beban siklik yang diterima tanah akibat peristiwa gempa. Jenis tanah non-kohesif merupakan jenis tanah yang paling sering mengalami likuifaksi karena tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antar partikel (hampir tidak mengandung lempung misalnya pasir).

Hal ini dikarenakan banyaknya ruang antar partikel tanah yang kemudian terisi air, sehingga terjadi  tekanan pada partikel tanah tersebut. Likuifaksi juga dapat dianggap sebagai  peristiwa penurunan kekuatan geser tanah akibat peningkatan tekanan air pori tanah pada saat terjadi gempa. Dalam kondisi ini, tanah akan berubah dari keadaan padat menjadi keadaan cair, sehingga berbahaya bagi bangunan yang berdiri diatasnya. Peristiwa likuifaksi ini terjadi dari lokasi yang tinggi menuju lokasi yang rendah, karena mengikuti arah alir tanah yang mencair.

Tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memperdalam fenomena likuifaksi sehingga dapat dijadikan wawasan yang baru bagi para pembaca, dan manfaat dibuatnya artikel ini adalah untuk untuk mengetahui bahaya dan efek yang ditimbulkan dari fenomena likuifaksi, kemudian menjadi tahu apa saja metode yang bisa dilakukan untuk mengurangi potensi terjadinya likuifaksi.

Bagaimana Bahaya atau Efek dari Likuifaksi?

Likuifaksi hanya terjadi pada tanah yang tersaturasi, dan sering terjadi di daerah yang dekat dengan air seperti sungai, danau, dan laut. Efek likuifaksi dapat berupa longsor besar dan munculnya retakan pada tanah yang sejajar dengan badan air. Likuifaksi memberikan banyak tekanan yang besar pada dinding penahan tanah sehingga menngakibatkan dinding penahan tanah menjadi miring atau bergeser. Peningkatan tekanan air pori juga menyebabkan tanah longsor dan kerusakan bendungan.

Pelabuhan dan dermaga yang berada di dekat badan air yang berpotensi besar terjadi likuifaksi. Secara umum, dermaga dan pelabuhan memiliki struktur penahan yang sangat besar. Jika tanah dibelakang dinding penahan tersebut mengalami likuifaksi, maka dapat terjadi kegagalan pada dinding, dinding dapat bergeser, miring ataupun rubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun