Mohon tunggu...
Rahmad Pujiansyah
Rahmad Pujiansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Status lajang Hobby membuat artikel dan musisi

Pedd : STM mesin hobby: membuat artikel/ blog & musisi karier : Juara III popsinger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

mengatasi kemiskinan "Membeli dan Menabung"

19 Agustus 2010   05:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:53 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keprihatinan saya terhadap masyarakat miskin yang semakin bertambah dan tidak berkurang, sehingga membuat saya berfikir untuk turut serta mencari jalan alternatif membantu pemerintah mengatasi kemiskinan yang semakin hari semakin bertambah akibat dari kurangnya lowongan pekerjaan, dan akibat dari krisis ekonomi, dan semakin mahalnya biaya hidup untuk makan, dan biaya pendidikan anak sekolah.

Bagi yang sudah bekerjapun dengan gaji yang diterima tidak cukup untuk biaya makan sebulan, apalagi untuk keperluan lainnya, seperti kata pepatah besar pasak dari pada tiang, yaitu besar pengeluaran dari pada pendapatan.

Mengapa gaji buruh sebulan tidak cukup untuk makan ? karena setiap tahun kenaikan harga barang mencapai 30 % (tiga puluh persen), sedangkan kenaikan gaji buruh pertahun paling tinggi 10 % (sepuluh persen) maka pendapatan gaji buruh perbulan tidak mencukupi untuk keperluan makan sebulan. padahal yang punya perusahaan setiap tahun mendapat keuntungan berlipat ganda, apalagi perusahaan tambang batu bara dan minyak di jual dengan harga dollar, sedangkan gaji buruh dengan rupiah.

Kita membeli barang biasanya hanya mendapat keuntungan memakai saja, sedangkan penjual mendapat keuntungan bisa mencapai 30 % (tiga puluh persen ) bahkan ada yang mengambil keuntungan sampai 50% (lima puluh persen) dari harga barang semula yang ia beli, hal ini menunjukan pedagang akan cepat kaya,  sedangkan pembeli semakin hari emakin miskin, apalagi bagi buruh yang tidak mampu beli kontan / cash barang sembako tersebut, sehingga harus ngutang bayar akhir bulan, maka harga sembako yang di bon akan dinaikan lagi yaitu beda harga ngebon / ngutang satu bulan baru dibayar, bagi kita masyarakat miskin semakin terbelit utang, karena gaji yang diterima tidak mencukupi untuk membayar biaya pengambilan sembako selama sebulan, Hal inilah yang menjadi bahan pemikiran saya untuk melakukan sistem berbagi keuntungan antara pembeli dengan pedagang yaitu dengan sistem “ Membeli dan menabung”

Karena saya tidak punya modal untuk mendirikan sebuah toko, Saya lalu mencari sebuah toko Sembako untuk bekerja sama dengan saya dalam penjualan sembako,yaitu dengan perjanjian harga tetap sesuai pasaran tidak boleh dinaikan, setiap pembeli sembako mendapat 4 (empat ) persen dari total harga orang berbelanja, saya akan menjaring anggota masyarakatyang kaya maupun yang miskin untuk berbelanja di toko sembako tersebut ini dengan menggunakan kartu anggota.

Seuampama diantara mereka ada yang berbelanja dalam satu bulan, mencapai sebesar Rp.3.000.000 ( tiga juta rupiah) maka pembeli mendapat tabungan sebesar : Rp.3.000.000 X 4% = Rp.120.000 perbulan ,uang tersebut tidak boleh diambil kecuali setelah terkumpul selama tiga tahun. Maka dalam tiga tahun akan menerima uang tabungan berbelanja sebesar 120.000 X 36 bulan = Rp.4.320.000. ( Empat juta tiga ratus duapuluh ribu rupiah )

Dengan sistem " Membeli dan Menabung " apabila diterapkan di Indonesia, maka masyarakat kita yang miskin pun bisa punya tabungan masa depan, karena setiap masyarakat miskin atau kaya berbelanja di toko tersebut akan mendapat 4 %  (empat persen ) dari total harga belanja sembako. Contoh : orang miskin berbelanja satu bulan Rp.1.000.000 maka mendapat tabungan perbulan Rp.1.000.000 X 4% = Rp.40.000   (Empat puluh ribu rupiah) maka dalam tiga tahun mendapat tabungan : Rp.40.000 X 36 bulan = Rp.1.440.000 ( Satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah )

Uang tabungan anggota tersebut di bayar di toko sembako setelah diambil dari bank dari jumlah tabungan anggota.

Apabila jumlah anggota pembeli mencapai 100 orang masing-masing punya tabungan perbulan Rp.120.000 (seratus dua puluh ribu rupiah) maka Rp.120.000 X 100 orang = Rp.12.000.000 (dua belas juta ) uang terebut di masukaan ke bank oleh pedangan sembako ( atas nama pedagang) maka dalam setahun pedagang memasukan uang tabungan pembeli = Rp.12.000.000 X 36 bulan = Rp.432.000.000 ( Empat ratus tigapuluh dua juta rupiah) dari hal ini pedagang mendapat keuntungan pertahun Rp.432.000.000 X 12% pertahun = Rp.51.840.000 (lima puluh satu juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)

Dengan sistem membeli dan menabung pembeli dan penjual sama-sama untung, apabila pemerintah menggunakan dana aspirasi rakyat dan membangunkan toko sembako untuk masyarakat miskin dengan kartu anggota dan berbelanja di toko Sembako Aspirasi Rakyat maka rakyat miskin Indonesia akan memiliki tabungan masa depan yang  cerah dan dapat mengatasi kemiskinan. dari Rahmad.pujiansyah@gmail.comom Hp.62-81346457074

==========================================================

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun