Mohon tunggu...
rahmad joko lusiyanto
rahmad joko lusiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Amtenar

Menulis untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kutukan Sumber Daya Alam yang Melimpah

13 Oktober 2021   20:03 Diperbarui: 13 Oktober 2021   20:11 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: unsplash.com/Artyom Korshunov

Negara yang kaya akan sumber daya alam kebanyakan tidak punya inisiatif untuk mengolah sumber daya alam mereka menjadi produk jadi atau minimal bahan setengah jadi. 

Akibatnya, sektor produksi dan manufakur menjadi tidak berkembang. Kenapa bisa seperti itu? Karena mereka berpikir jika penjualan bahan mentahnya saja itu sudah cukup menguntungkan untuk mereka, maka untuk apa diolah lagi jika bisa langsung dijual saja. Apalagi pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi itu membutuhkan investasi yang mahal, waktu yang lama, dan risiko yang lebih besar.

Di sisi lain negara yang tidak mempunyai sumber daya alam tidak punya pilihan lain selain mengembangkan sektor manufaktur mereka. Dalam jangka panjang justru negara yang mengandalkan aktivitas produksi barang jadi atau setengah jadi menjadi lebih diuntungkan. Hal ini karena barang jadi atau setengah jadi mempunyai harga jual yang cenderung stabil dan lebih bisa di kontrol oleh produsennya. 

Selain itu aktivitas produksi juga jauh lebih banyak menyerap tenaga kerja di setiap prosesnya mulai dari aktivitas pengiriman, pemurnian, pengolahan, perakitan, pemasaran, sampai penelitian dan pengembangan. Semua itu adalah aktivitas yang meningkatkan nilai tambah untuk barang tadi. 

Jadi, selain harganya yang lebih mahal dan lebih stabil ada banyak lapangan pekerjaan yang bisa dihasilkan dari aktivitas produksi tersebut. Jika hanya mengandalkan bahan mentah, maka aktivitas pekerjaan akan terfokus pada pertambangan saja.

Akhirnya, lapangan pekerjaan menjadi monoton dan kualitas pendidikan negaranya juga tidak berkembang. Karena kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan hanya di satu sektor saja. 

Akibatnya ketika ekspor sumber daya alam sudah tidak bisa diandalkan para pekerja menjadi rawan pengangguran karena sektor lain tidak berkembang dan tidak bisa menyerap tenaga kerja yang ada.

3. Ketidakstabilan Politik & Konflik Internal

Negara yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah akan menjadi magnet yang mengundang banyak ketertarikan dan akan banyak upaya dari pihak luar untuk mendapatkan keuntungan dalam hal pengelolaan sumber daya alam itu. Adanya sumber daya alam ini juga memicu sifat keserakahan manusia, entah dari sisi kepentingan politik, kesempatan untuk korupsi, sampai konflik internal di masyarakatnya itu sendiri.

Jika kita melihat laporan indeks persepsi korupsi di dunia, negara yang paling korup berasal dari negara yang kaya akan sumber daya alam. Sedangkan negara yang paling bersih dari korupsi adalah negara yang tidak mengandalkan kekayaan dari sumber daya alam. 

Misalnya kongo yang diestimasi mempunyai cadangan mineral USD 24 T, negaranya malah dilanda perang saudara yang sangat panjang sampai mendapatkan invasi dari negara lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun