Mohon tunggu...
rahmadiar kautsar
rahmadiar kautsar Mohon Tunggu... Guru - penulis-

mhs

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Pembelajaran Motorik Halus untuk Anak Tuna Grahita (Mampu Didik)

27 Oktober 2021   00:45 Diperbarui: 27 Oktober 2021   01:05 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketunagrahitaan pada anak menyebabkan adanya perbedaan signifikan kemampuan intelektual yang disertai dengan kekurangan dalam bertingkah laku, penyesuaian diri sesuai dengan norma dalam masyarakat seiring pada masa perkembangannya (Hallahan, 1988). Melalui definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

(1) kemampuan fungsi intelektual anak tunagrahita berada dibawah rata-rata dari anak regular, (2) kekurangan penyesuaian tingkah laku membuat anak dengan hambatan ini kurang mampu melakukan pekerjaan yang setara dengan kemampuan anak pada seusianya dan (3) ketunagrahitaan terjadi pada masa periode perkembangan sejak didalam kandungan hingga umur 18 tahun.

Kemampuan anak dengan hambatan intelektual (tunagrahita) dalam pengorganisasian diri sangat kurang, terutama pada anak tunagrahita berat. Karena memiliki IQ dibawah rata-rata menjadikan anak memiliki kekurangan dalam beberapa aspek kehidupan, semisal anak reguler biasanya mampu memegang sendok tanpa terjatuh pada umur 3 tahun namun tidak dengan anak tunagrahita. 

Mereka cenderung membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari suatu hal, tingkah lakunya kurang serasi, beberapa memiliki mental yang terganggu, rentan terhadap penyakit dan sensitif terhadap hal-hal kecil. Untuk itu, perlu dilakukan latihan untuk mengasah kemampuan motorik halus pada anak sejak dini dengan cara :

Finger painting (melukis dengan jari) merupakan salah satu kegiatan teknik melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah menggunakan jari jemari yang dapat dilakukan anak untuk menuangkan imajinasinya melalui lukisan yang dibuat dengan jari jemari anak, dalam kegiatan ini dapat melatih motorik halus dan kreativitas yang dimiliki anak.

Playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif yang aman untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak Tuna Grahita. Membuat playdough dapat melatih motorik halus anak usia dini. Menurut Anggraini dalam Haryani (2014:59) menyatakan permainan playdough adalah salah satu aktifitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Dengan bermain playdough, anak tak hanya memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan otak nya.

Gambar dengan teknik kolase merupakan salah satu teknik menempel yang anak tidak diberi tugas untuk menggambar secara langsung, melainkan tugas anak adalah membuat bentuk gambar sesuai dengan pola yang disediakan, dan menempel dari berbagai media. Teknik kolase pada anak adalah bagaimana cara menjiplak pola, yaitu memegang pensil, menebalkan sesuai garis, dan menyelesaikan garis pola. Cara menggunting pola, yaitu memegang gunting dengan benar, menggunting sesuai garis dan menggunting dengan rapi. 

Cara menjumput pola yang sudah digunting dengan lima jari, tiga jari dan dua jari. Cara menempel pola, yaitu memberi lem pada pola, menempel pola dan menyelesaikannya. Kegiatan menggambar kolase bermanfaat mengembangkan motorik halusnya, karena dalam kegiatan ini anak menggunkan jari jemari untuk mengambil benda-benda kecil dan melibatkan koordinasi otot-otot tangan dan mata.

Meronce dengan manik-manik merupakan suatu pekerjaan yang mewujudkan penghargaan terhadap keindahan benda-benda yang ada di alam. Meronce dengan manik-manik adalah suatu kegiatan merangkai butir-butir ronce dalam satu kesatuan tali untuk membentuk suatu benda yang kongkrit. 

Sehingga hasil roncean dapat digunakan sebagai barang hiasan. Benda-benda yang digunakan untuk meronce ialah manik-manik kayu, manik-manik plastik, manik-manik dari kertas, kancing, biji-bijian dan bunga-bungaan. Bentuk roncean yang dipakai berupa benda pakai seperti kalung, tasbih, tirai, alas panas, alas gelas, dan tas. 

Roncean dapat pula berbentuk alat hias seperti roncean bunga untuk sanggul pengantin, hiasan natal. Hiasan dinding dan pajangan. Dalam hal ini meronce yang digunakan untuk anak usia dini yaitu meronce gelang dan kalung untuk perhiasan karna yang mudah dilakukan untuk anak ( Yati, 1994 : 9 ).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun