Mohon tunggu...
rahmad nasir
rahmad nasir Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Seorang aktivis mahasiswa Cipayung. Tinggal di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Rahim dari Ternate”

30 Juli 2016   23:05 Diperbarui: 30 Juli 2016   23:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu saya ditelpon seorang tokoh dari Ternate bahwa akan ada anak Ternate yang mau ke Jogja untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1. Saya pun mengiyakan saja sambil meminta nomor HP-nya. Jangan salah, Ternate yang dimaksud ini bukan di Maluku, namun sebuah pulau terpencil di Kabupaten Alor Propinsi NTT. Saya tak pernah mengenal anak ini sebelumnya, namun mendengar berasal dari kampung saya maka saya pun bersemangat untuk menjemputnya nanti di terminal Giwangan Yogyakarta. Awalnya saya mengira si Rahim menggunakan pesawat dari Kupang, namun ternyata ia seorang diri telah menempuh perjalanan dengan kapal laut dari Alor selama empat sampai lima hari hingga ke Surabaya. Sempat menginap semalam di tempat keluarga di Surabaya dan melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan menggunakan bus malam. Saat saya berbicara dengannya di telpon saya langsung menangkap semangatnya yang membara untuk menimbah ilmu di tanah kraton ini. Perlu diketahui bahwa generasi kami telah banyak yang menuntut ilmu di kota-kota seperti Kupang, Makassar dan Bandung namun untuk Jogja tak begitu banyak sehingga pilihan untuk kuliah di Jogja membuat saya sedikit heran.

Untuk remaja seusianya yang baru saja lulus dari bangku Sekolah menengah dengan postur tubuh yang sangat kecil menempuh perjalanan sendiri lewat kapal laut selama empat hingga lima hari dari Alor hingga ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kemudian lewat jalur bus malam selama delapan hingga sembilan jam sungguh suatu hal yang luar biasa. Apalagi ini adalah pengalaman pertamanya ke Jogja. Usia remaja belia dengan postur tubuh yang kecil ternyata kontras dengan semangatnya yang menggebu-gebu, cita-citanya yang menjulang tinggi dengan sejuta asa untuk membahagiakan keluarganya dan kampung halaman tercinta membuatnya semakin semangat mengayuh peluh diantara asa yang terlanjur obsesif.

Saat saya menjemputnya di terminal yang mungkin sangat rentan dengan orang-orang jahat, anak itu sedang duduk di samping warung terminal, sontak kami berkontak mata dan tanpa ragu akan darah kami yang sama dari nusa Ternate. Saya begitu terharu dan kaget dengan semangat anak yang bagi saya sulit untuk sampai ke sini secara sendirian. Ayahnya yang nelayan, ibunya seorang penenun sekaligus petani memiliki harapan akan keberhasilan anaknya di tanah rantauan. Proses pendaftaran dan perkuliahan awal pun berjalan lancar dan kini ia tinggal di lantai empat asrama perguruan tinggi Muhammadiyah bernama Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Seingat saya saat mengikuti test masuk perguruan tinggi, ia peserta test yang paling awal datang ke kampus bahkan sejam sebelum test dimulai.

Suatu waktu saya dan teman saya sengaja mampir ke masjid kampus untuk mengikuti acara buka puasa bersama yang dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan dan dihadiri hampir ribuan orang dengan penceramahnya para tokoh-tokoh penting di kalangan Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah. Saya memperhatikannya dengan seksama ia dengan rajin mengatur dan membagikan takjil kepada para peserta kajian yang hadir di masjid kampus termasuk saya sendiri. Ia menghampiri saya dan mencium tangan saya, lagi-lagi ia membuat air mata saya tergenang menjelang terbenamnya matahari.

Saat ini Rahim telah berada di semester tiga jurusan tafsir hadis, kelak ia akan menjadi ulama besar setidaknya di negeri Flobamora atau Nusa Kenari bahkan lebih dari itu, begitulah doa dan harapan saya untuk anak dengan semangat yang membara ini. Amiiin ya Rabb.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun