Abstrak
Pada masa sekarang,banyak yang mengalami permasalahan sosial salah satunya adalah pengangguran.Pengangguran adalah suatu istilah yang digunakan untuk seseorang yang tidak bekerja,dan menghasilkan uang sama sekali.Sedangkan di era saat ini,khususnya di Negara Indonesia ini.Harga bahan baku kebutuhan pokok seperti beras,gula,minyak terus meningkat setiap tahunnya.Sedangkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah karena semakin banyaknya siswa yang lulus,sedangkan sedikitnya lapangan pekerjaan sehingga hal ini tidak sinkron dan menyebabkan maraknya pengangguran.Pada artikel ini bertujuan untuk menganalisis dampak,penyebab,dan solusi atas permasalahan pengangguran di salah satu Kota yang ada di Indonesia yaitu Kota Semarang. Melihat kondisi ini, artikel ini akan menganalisis lebih lanjut berbagai faktor penyebab pengangguran dan kemiskinan di Semarang dari berbagai perspektif ilmu sosial. Hal ini mencakup analisis faktor-faktor ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta kebijakan pemerintah yang berperan penting dalam mempengaruhi tingkat pengangguran dan kemiskinan di kota ini. Dengan pendekatan yang lebih mendalam, diharapkan solusi yang diusulkan dapat lebih relevan dan aplikatif dalam mengatasi masalah sosial yang ada di Semarang.
Kata kunci:Pengangguran,permasalahan sosial,kebutuhan pokok,kemiskinan
A. Pendahuluan
Kota Semarang, yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, memiliki posisi strategis sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Semarang merupakan salah satu kota dengan perekonomian terbesar di Indonesia, yang dikenal sebagai pusat perdagangan, industri, dan jasa. Keberadaan pelabuhan Tanjung Emas yang menjadi salah satu pelabuhan utama di Indonesia, serta infrastruktur yang berkembang, memberikan Semarang potensi besar dalam mengembangkan sektor ekonomi. Selain itu, Semarang juga memiliki beragam budaya dan sejarah yang menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menarik.
Namun, meskipun kota ini memiliki banyak potensi, Semarang menghadapi sejumlah tantangan sosial yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam bidang pengangguran dan kemiskinan. Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan urbanisasi, kota ini juga dihadapkan pada ketimpangan sosial yang signifikan. Pengangguran dan kemiskinan sering kali menjadi fenomena yang tidak terpisahkan, yang dapat saling memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pengangguran, terutama di kalangan generasi muda dan lulusan pendidikan tinggi, menjadi masalah yang semakin kompleks di Semarang. Meskipun jumlah lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi di kota ini cukup banyak, banyak di antara mereka yang kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan latar belakang pendidikan mereka. Hal ini menunjukkan adanya ketidakcocokan antara penyediaan tenaga kerja dan permintaan pasar kerja. Beberapa sektor industri yang berkembang di Semarang, meskipun memberikan banyak kesempatan kerja, sering kali lebih mengutamakan pekerja dengan keterampilan teknis tertentu atau pengalaman kerja, yang seringkali sulit diperoleh oleh lulusan baru.
Selain itu, masalah kemiskinan masih menjadi persoalan serius di Semarang. Walaupun kota ini berkembang pesat, terdapat sejumlah kelompok masyarakat yang terperangkap dalam lingkaran kemiskinan, terutama mereka yang tinggal di daerah pinggiran atau kawasan kumuh. Banyak keluarga yang tinggal di bawah garis kemiskinan, dengan penghasilan yang sangat terbatas. Kondisi ini diperburuk oleh masalah akses terhadap pendidikan yang layak, kesehatan, dan fasilitas umum lainnya.
Kemiskinan di Semarang juga dipengaruhi oleh faktor struktural, di mana terdapat kesenjangan dalam distribusi ekonomi dan lapangan pekerjaan. Banyak sektor ekonomi yang berfokus pada industri besar dan perdagangan, yang tidak selalu memberikan keuntungan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, rendahnya akses terhadap pendidikan berkualitas dan keterampilan yang memadai turut memperburuk ketimpangan sosial di kota ini.
Pengaruh kebijakan pemerintah juga sangat besar dalam mengatasi masalah ini. Beberapa kebijakan yang ada terkadang tidak dapat diimplementasikan dengan efektif, atau kurang menyasar pada pemberdayaan masyarakat miskin dan pengangguran terdidik. Selain itu, kurangnya investasi pada sektor-sektor yang dapat menyerap tenaga kerja secara luas, seperti sektor pertanian berbasis teknologi, industri kreatif, atau pariwisata lokal, menjadi tantangan besar dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
B. Faktor Penyebab Pengangguran dan Kemiskinan di Semarang (Penjelasan Lebih Detail)
1. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan