Akhir-akhir ini, media dipenuhi dengan berita yang membuat rasa pesimis masyarakat meningkat, seperti efisiensi anggaran di berbagai bidang, tagar #kaburajadulu, dan demonstrasi Indonesia Gelap. Hal itu dikarenakan ketidakpercayaan dan keresahan masyarakat pada berbagai kebijakan pemerintah.
Walaupun begitu, saya dan keluarga saya memilih untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi. Kenapa? Karena kami sudah melakukan kebiasaan yang cukup lama kami terapkan agar pengaruh luar, seperti berita yang kurang baik mengenai keadaan negara, tidak terlalu berdampak besar bagi kami.
Dulu, saya sama seperti kebanyakan orang. Banyak menonton berita di TV, membaca berita di media sosial, dan juga mengomentari keburukan pemerintah yang selalu diberitakan. Suatu hari, saya nyinyir tentang seorang presiden pada suami.
Menanggapi itu, suami kemudian bilang pada saya kalau menonton berita terus menerus malah membuat hidup jadi tidak produktif. Lebih baik kami fokus pada peran yang kami jalani di dunia ini. Menonton berita tentang keburukan pemerintah hanya membuat hati dongkol yang akhirnya jadi menguras energi dan membuang-buang waktu.
Kini, sudah beberapa tahun kami tidak menyetel TV berita di rumah. Kami juga tidak pernah membicarakan carut marut politik di depan anak-anak kami. Hasilnya, kami menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai.Â
Bukan berarti kami menutup mata dan telinga pada keadaan negara. Kami hanya membatasi berita tentang keburukan pemerintah. Dengan begitu, kami dapat lebih fokus pada pekerjaan nyata yang kami hadapi sehari-hari.
Tentu saja kebijakan-kebijakan pemerintah akan mempengaruhi rumah tangga kami, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tapi setidaknya, kami tidak terus menerus menonton berita yang menyebabkan kekhawatiran akan masa depan.
Kami juga jadi memilih untuk lebih banyak melihat kebaikan yang sudah pemerintah lakukan. Contohnya, kami cukup sering melakukan road trip ke beberapa daerah. Yang paling kami rasakan pada saat road trip adalah infrastruktur jalan yang sekarang lebih mudah dan merata.
Suatu hari, kami pernah road trip di Pulau Sumatera. Setelah kami sampai di Kota Pekanbaru, kami melanjutkan perjalanan ke Dumai untuk mengunjungi seorang teman. Waktu tempuh dari Kota Pekanbaru ke Dumai adalah sekitar 2,5 jam perjalanan dengan menggunakan jalan tol.Â
Kata teman kami, dulu perjalanan Pekanbaru-Dumai dua kali lipat lebih lama sebelum ada jalan tol. Kini, keluarganya jadi lebih mudah jika ingin jalan-jalan ke Pekanbaru, berhubung istri dan anaknya suka mabuk perjalanan jika menempuh perjalanan yang lama. Itulah salah satu contoh jika pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia memang ada manfaatnya.