Mohon tunggu...
Rahma Fajr Mawidha
Rahma Fajr Mawidha Mohon Tunggu... Jurnalis - Long Life Moeslim Learner

saya berada disini untuk mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Pemuda yang Berdaya sebagai Wujud Implementasi Pemegang Tanggung Jawab Sosial di Era Milenial

2 Juli 2020   22:41 Diperbarui: 2 Juli 2020   22:45 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beban pemuda hari ini bisa dikatakan lebih berat dari pada pemuda pada era sebelumnya, Karena kaum muda hari ini di hadapkan dengan lingkungan baru yakni dunia maya atau social media yang merupakan produk kemajuan teknologi yang semakin canggih. Hal tersebut secara tidak langsung juga menimbulkan shock situation yang mempengaruhi mental kaum muda pada zaman ini dimana mencari kebahagiaan harus dengan melihat atau membandingkan standar dengan kehidupan orang lain, membagi setiap detik cerita hidup pada laman medianya, memaksa tampil beda dengan tidak melihat kemampuan atau kekuatan dari dalam dirinya yang jauh dari nilai-nilai budaya, budi pekerti dan sikap religius. Hal ini menjadi pisau bermata dua bagi mereka khususnya bagi milenial dengan sebutan kaum rebahan.

Namun begitu banyak pula pemuda yang bangkit dan memilih berjuang untuk memberikan sumbangsih makna dengan mengambil kesempatan untuk lebih inovatif, kreatif, dan produktif, Penggalian  potensi dan asah kemapuan dalam menemukan jati diri. Sehingga banyak juga pemuda yang berprestasi dalam segala bidang, tidak hanya pendidikan  namun dalam ekonomi, sosial, dan lainnya yang berdampak, berdaya dan bermakna bagi masyarakat.

Nah, pemuda seperti apa sih yang menjadi dambaan hari ini untuk memberikan dampak pada perubahan sosial dan berdaya guna? sehingga,  bisa disebutsebagai pemuda tumpuan bangsa??? Menurut saya, pemuda menjadi tumpuan bangsa adalah mereka para pemuda yang mengenali betul akan dirinya, dan mempunyai visi misi untuk memberikan dampak berdaya minimal terhadap dirinya sendiri, serta berani melawan arus, kritis terhadap suatu permasalahan dan bisa memberikan perubahan sosial yang di imbangi dengan tetap merawat nilai- nilai budaya dan menanamkan nilai agama sebagai pondasi bagi dirinya, sehingga bisa menebarkan energi-energi positif yang berada disekelilingnya.

Lalu, bagaimana kita para pemuda mengambil peran dalam memegang kendali tanggung jawab perubahan sosial ?

Mengutip dari buku kaum rebahan beri perubahan karya M. Atiatul Muqtadir yang merupakan pemuda paling berpengaruh hari ini mengatakan, bahwa "pemuda merupakan peluang yang terbaik yang dimiliki oleh bangsa indonesia untuk bangkit dan menjawab segenap tantangan di depan, dengan fisik yang masih bugar dan pikiran yang masih segar sehingga, pemuda mempunyai keahlian dalam kreatifitas dan mimpi tanpa batas untuk berkontribusi.

Dengan slogan mau jadi gelembung atau gelombang?", Saya rasa merupakan cambuk bagi muda mudi untuk lebih berfikir secara rasional dan menggali arti sehingga bisa berdaya dalam peradabanya.

Pemuda dengan daya dobrak dan idealisme yang masih menggelora mempunyai dua sisi makna yakni sisi positif dan negatif  untuk memberikan sumbangsih ide dan bergerak membangun sebuah peradaban yang di harapkan. Pemuda yang sadar akan tanggung jawab perubahan sosial itulah mereka yang membangun benteng hidup dirinya.

Dalam buku gelombang ketiga indonesia, empat faktor perubahan sosial adalah manusaia, ide, ruang, dan waktu. Manusia dan ide merupakan power daripada agent of change, sedang ruang dan waktu merupakan faktor pendukung.

Pemuda yang berkualitas adalah mereka yang mempunyai idealisme dan kesungguhan seperti yang tertera pada firman Allah Qs. Al kahfi ayat 13-14. Allah menampakkan sebuah kisah yang amat memberikan arti bagi mereka yang berfikir, yakni 7 pemuda kahfi yang tetap menjaga iman pada diri dan meneguhkan hatinya pada Allah semata, meski kemusyrikan melanda mereka dari berbagai zaman yang bertukar, hingga beberapa kurun waktu sekitar 309 tahun.

Mengaca pada penelitian di negara lain berdasarkan survey yang dilakukan di Belgia pada usia 60 tahun ke atas, diperoleh informasi bahwa hampir semua manula menyesal karena mengabaikan masa mudanya.

72% menyesal karena kurang bekerja keras sewaktu masih muda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun