Mohon tunggu...
rahima rahim
rahima rahim Mohon Tunggu... -

Seorang Ibu dan seorang PNS yang sedang bertugas belajar di Universitas Al Azhar, Cairo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sedikit Merenungi Uslub (Tata Bahasa) dalam Al-Quran

18 April 2010   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Dari dulu, sampai sekarang, aku sering sekali bertanya-tanya didalam hatiku disaat aku membaca AlQuranulkarim lafadz-lafadz yang hampir mirip dalam beberapa ayat, tetapi ada sedikit perbedaannya. Ada yang didahulukan jar wamajrurnya dulu ketimbang jumlah setelahnya, ada yang di akhirkan. Salah satu contohnya dalam Q.S AlBaqarah 173, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, dan apa-apa yang disembelih diselain menyebutkan atas nama Allah Ta’ala..dst”

Lafadz yang dipakai didahulukan Jar wa majrur yakni :”Bihi”(Wamaa Uhilla bihi lighairillahi, و ما أهل به لغير الله sementara didalam surah Al Maidah dan Al An’aam (ayat 3, 145) lafadz “Bihi” nya ditakhirkan dari lafad “lighairillahi Bihi” وما أهل لغير الله به .

Contoh lain, yang sering dalam benakku adalah dalam satu ayat ada huruf takkidnya, sementara ayat yang sama dalam ayat selanjutnya, baik dalam surah yang sama, atau surah yang berbeda, tetapi kalimatnya sama, namun satu dikasih tanda takkid, satunya lagi tidak dikasih tanda takkid(penguat).

Silahkan dilihat Alquran surah Al Waqi’ah ayat 65 dan 70.

Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu tanam, apakah kamu yang menumbuhkannya, ataukah Kami yang menumbuhkannya? kalau Kami kehendaki BENAR-BENAR(ada huruf takkid Lam didalam kalimat “Laja’alnaa “ لجعلنا" tersebut, Laja’alnaa) Kami jadikan dia kering dan hancur, sehingga kamu menjadi tercengang dengan kehancuran tersebut.(AlWaqi’ah 63-65).

Sementara dalam ayat selanjutnya, (silahkan dilihat ayat selanjutnya 68-70), ketika Allah menceritakan tentang bagaimana air diciptakan, dengan TANPAmemakai huruf takkid Lam dalam lafadz “Ja’alnaa”"جعلنا" “Maka terangkanlah kepadaku, tentang air yang kamu minum, kamukah yang menurunkannya dari awan, ataukah Kami yang menurunkannya?.Kalau Kami berkehendak niscaya kami akan menjadikannya asin, maka kenapakah kamu tidak bersyukur? (AlWaqi’ah 68-70).

Contoh lain, dalam cerita yang sama, disurah Al Kahfi “Famasthaa’uu”, dan “ wamastaTHA’uu”(dalam satu ayat), tapi beda, satu tidak pakai “ta”, yang selanjutnya pakai ta(silahkan dilihat AlQuran surah Al Kahfi ayat 97, dan diayat lain, cerita tentang Khidir As, dan Nabi Musa As, saat Khidir berkata pada nabi Musa “Maalam Tasthi’(kamu tidak sanggup), diayat yang lain, maalam Tastathi’(kamu tidak sanggup) juga artinya. Lantas kenapa satu pakai “Ta”, satunya lagi tidak pakai “ta”? sementara kedua kalimattersebut diucapkan oleh orang yang sama, dan ditujukan untuk orang yang sama juga(Khaidir As kepada nabi Musa As)

Didalam surah Alwaqi’ah juga kulihat, disana ada tiga golongan mendapatkan balasan masing-masing “Ashabulmuqarrabin,(orang yang terdekat), ashabul yamin(penduduk kanan-maksudnya penduduk surga juga, tetapi derajatnya dibawah penduduk muqarrabin=yang terdekat tadi), serta ashabussyimaal(penduduk neraka).

Disaat Allah menceritakan bagaimana jumlah muqarrabin tadi, golongannya sangat sedikit, dipakai kata “qoliilun” (Tsullatum minalawwaliin, wa qoliilum minal aakhirin) Dari golongan Assabiquun/ muqarrabin tadi, sedikit dari mereka orang-orang yang terdahulu, sedikit juga dari orang-orang yang datang kemudian, kalimat sedikit yang kedua dipakai “Qaliilun” (Tsullatumminalawwaliinaa, waqaliilun minal aakhirin)(Q.S Al Waqi’ah 13-14),

Sementara dalam golongan kanan(surga juga), kalimat sedikitnya dipakai dengan lafadz”Tsullatun”, bukan qaliilun”(Tsullatumminallawwaliina, wa Tsullatun minalaakhiriin”(Al Waqi’ah 39-40).

Dan balasan diantara keduanya juga berbeda. Jauh lebih nikmat balasan muqarrabin ketimbang golongan kanan. Silahkan dilihat dan dibaca ayat-ayat surah AlWaqi’ah tersebut. Penyebutan kesenangan dalam buahan saja, golongan muqarrabin disuruh memilih apa buahan yang disukainya, sementara dalam golongan kanan, buahannya disebutkan banyak saja.

Begitu pula yang terjadi dari golongan surga dalam surah Arrahman, dimana tingkatan derajat lebih tinggi, maka nikmat yang mereka dapatkan juga lebih tinggi lagi dari derajat dibawah mereka, baik dari sisi bidadari, makanan, buahan dan lainnya. Maha benar Allah Ta’ala akan segala firmanNya. Allah Subhanahu wata’alamembalasi hamba sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

Baik sisi kebaikan ataupun kejahatan manusia, tidak ada satupun yang didzalimi, karena Allah bersifat Maha Adil, tidak dzalim. Barang siapa yang berkontribusi lebih banyak dan besar didunia, dia akan mendapatkan balasannya sesuai dengan apa yang dilakukannya, tidak didzalimi sedikitpun, oleh karena itu, jauhilah sifat mendzalimi orang lain, karena Allah Maha Adil, tidak dzalim sedikitpun.

Pokoknya sangat-sangat banyak hal-hal semacam ini kutemukan dalam AlQuran, bikin aku penasaran terus, dan mungkin, alhamdulillah, karena aku mengerti artinya, sehingga aku melihat kesamaan arti /makna saat membacanya, tetapi kenapa lafadznya berbeda, ada yang didahulukan, ada yang dihilangkan, ada yang disebutkan ada yang tak disebutkan dan sebagainya,..

Aku penasaran dan kubuka buku-buku tafsirku yang ada dirumah, alhamdulillah aku menemukan jawabannya. Salah satu contoh kutemukan jawabannya adalah masalah takkid “lam” dalam penciptaan tanaman dan air tadi. Ada salah seorang ulama tafsir berpendapat, karena penciptaan tanaman jauh lebih sulit, ketimbang air. Menumbuhkan tanaman lebih sulit, ketimbang menurunkan air dari langit(awan), meski disisi Allah ta’ala tak ada satupun yang sulit, semua mudah, kun fayakun, jadi, maka jadilah ia. Maksudnya bagi manusia, untuk menjadikan tanah yang gersang, padang pasir, menjadi tanah yang subur, jauh lebih sulit, ketimbang menggali air dari mata air, ataupun menampung air hujan kedalam tadah/sumur.

Namun, meskipun begitu, ada yang kurang setuju dengan pendapat ini, dan menyamaratakan saja pemakaian lafadz tersebut, sama-sama sulit katanya.

Dalam kalimat fi’il ma’lum dan majhul saja aku cari. Kenapa dalam perintah puasa diharamkan bangkai, darah..dst itu dipakai kalimat fi’il majhul(kata kerja yang mana fa’ilnya majhul=tidak diketahui), semacam “KUTIBA”(diwajibkan atas kamu berpuasa, kenapa Allah tak sebutkan “Katabtu”(Aku wajibkan), “Hurrimat”(Diharamkan ), atas kamu, kenapa Allah tidak pakai saja “Harramtu”(Aku haramkan) atas kamu bangkai, darah dan daging babi.

Dan kenapa diharamkan sesuatu yang sudah mati, darah, daging babi dan seterusnya itu. (Dan dalam hal ayam mati, lembu mati(bukan ayam yang matinya disembelih atas nama Allah tersebut, tetapi mati begitu saja, dan kenapa harus dipotong lehernya, tidak langsung penggal kepalanya saja?), ternyata memang setelah diteliti para pakar dalam bidangnya, ada kaitan dengan darah dari hewan tersebut, beda bila mati disebut dengan nama Allah dan mati dengan tanpa disebut nama Allah, yakni mati sendiri, atau mati ketabrak. Dan hikmah semua itu, dan semua demi kesehatan manusia itu sendiri.

Begitulah seterusnya,..aku cari dan aku gali terus AlQuran tersebut, sehingga aku mendapatkan ilmu dari dalamnya dan keimananku mudah-mudahan bertambah dengannya. Begitu banyak mu’jizat AlQuran yang masih belum diketahui manusia, sedikit demi sedikit ada saja para ulama mentadabburinya, mendalaminya dan menelitinya dari segala macam sisi, karena AlQuran mu’jizat secara keseluruhannya.

Demikian, sekedar wacana untuk memotivasi agar setiap kita membaca AlQuran mulailah sedikit demi sedikit merenungi kandungannya. Itu saja.

Wassalamu’alaikum. Cairo, 18 April, 2010, Rahima.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun