Mohon tunggu...
Rahel Maretha
Rahel Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication

positive vibes✨

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Koran di Era Digital: Gulung Tikar atau Menjadi Koran Digital (E-Paper)

21 Oktober 2021   22:04 Diperbarui: 25 Oktober 2021   23:54 2570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koran Cetak dan Koran Digital. Sumber: megapolitan.org

Koran harian di tahun 2014 sebanyak 418 turun menjadi 383 di tahun 2019, begitu juga dengan koran mingguan yang semula terdapat 218 media, turun menjadi 77 di tahun 2019.

Di tahun 2016, terdapat beberapa perusahaan media cetak yang terpaksa gulung tikar, seperti Majalah Tajuk, Fortune, Jurnal Nasional, Harian Sinar Harapan, Prospek, dan Harian Sinar Harapan.

Masih pada penelitian yang sama, pada tahun 2017, Nielsen menemukan hanya terdapat 192 media cetak yang masih eksis kala itu. Pembaca yang termasuk generasi Z pun lebih memilih untuk mengakses berita melalui internet.

Pada tahun 2019 hingga tahun 2020, terjadi pemerosotan pembaca koran berdasarkan survei yang dilakukan GlobalWebIndex, di mana pada tahun 2019 sebanyak 54,7% dan turun menjadi 49% di awal tahun 2020.

Menurunnya pembaca koran ini juga berdampak pada menurunnya pengiklan media cetak. Mengingat 'iklan' merupakan sumber pendapatan terbesar bagi media cetak, terutama yang bergerak di bidang swasta. Ditambah dengan produksi cetak yang tidak murah, memakan waktu lama dan perlu SDM yang banyak.

Koran cetak. Sumber: Merdeka.com
Koran cetak. Sumber: Merdeka.com

Tidak hanya ke perusahaan media, dampak digitalisasi juga berdampak besar bagi Loper Koran (pekerjaan pengantar koran). Seperti yang dikutip dari detikX (1/7/2020), terdapat Subur yang merupakan salah satu loper di Jakarta.

Puluhan koran yang Ia bawa, biasa dijual dengan harga Rp 2.000 hingga Rp. 5000. Bila korannya tidak laku, Subur akan menjual ke pedagang di pasar, tetangganya, dan ke bengkel kendaraan dengan hanya mematok harga Rp. 1000.

Subur juga menyatakan bahwa sebelum tahun 2014, banyak terjadi persaingan diantara penerbit koran untuk mendapatkan banyak pembaca. Ia juga dahulu bisa memiliki pendapatan hingga puluhan juta, sangat berbeda ketika minat membaca koran sudah menurun.

Koran Digital atau Electronic Paper (E-Paper)

Dampak dari digitalisasi ini tidak selalu negatif, namun dapat menjadi hal positif bila perusahaan media bisa beradaptasi dengan teknologi dan melakukan konvergensi.

Sejak tahun 2014, sudah banyak perusahaan media cetak koran yang berusaha beradaptasi dengan internet, yaitu dengan membuka koran elektronik mereka. Hal ini sebagai upaya perusahaan untuk tetap bisa eksis di Indonesia di tengah maraknya media online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun