Mohon tunggu...
Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M
Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M Mohon Tunggu... Penulis buku & Wirausaha -

1. Do your best and God will do the rest (Lakukan yang terbaik apa yang menjadi bagianmu dan biarkan Tuhan menentukan hasilnya) 2. Penulis lahir di Kabanjahe Sumatera Utara pada tanggal 15 Juni 1983. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Pasca Sarjana Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis buku “Sakitnya Membuka Usaha Penitipan Anak” dan “Lepas dari Krisis Asisten Rumah Tangga”. Sejak Tahun 2013 hingga kini mengelola usaha day care (penitipan anak) “Happy Day Care”. Sering menulis artikel mengenai keluarga, pernikahan, perempuan, dan anak-anak. 3. Kini mengelola usaha Daycare dan Homeschooling DeanMores di Jatibening Bekasi 4. Percaya bahwa keluarga adalah kekuatan suatu bangsa. Keluarga yang teguh akan membangun bangsa yang kokoh. 5. Best in Specific Interest Kompasianival 2016 6. Tulisan lainnya bisa dibuka di www.rahayudamanik.com, www.rahayudamanik-inlove.com, dan www.rahayudamanik-children.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Penghasilan Naik tapi Belum Bisa Nabung, Bagaimana Menyikapinya?

27 Mei 2016   18:37 Diperbarui: 28 Mei 2016   10:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari uang ternyata lebih mudah daripada memegang uang (www.kaercher.com)

Kejadian ini saya alami sendiri. Saat penghasilan keluarga meningkat cukup signifikan tetap tidak bisa menabung. Ternyata ada sebuah kekeliruan dimana peningkatan penghasilan tersebut diikuti oleh peningkatan pengeluaran. Ada godaan besar untuk menghabiskan semua uang yang ada di kantong dan rekening.

Tidak mudah untuk akhirnya bisa keluar dari kebiasaan tersebut. Perilaku buruk itu berubah setelah menyadari betapa sakitnya saat membutuhkan sebuah keperluan namun tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya. Ditambah lagi rasa tanggung jawab yang besar untuk masa depan anak-anak. Kami pun mulai mengubah sikap dalam mengelola keuangan agar bisa ditabung. Tidak mudah untuk memulainya, namun lamaa-lama jadi terbiasa.

Pernahkah Bapak Ibu merasa memiliki penghasilan yang sangat baik, pun demikian dengan pasangan. Anak masih satu namun uang yang banyak itu tidak terlihat dimana rimbanya.

Mungkin ada yang pernah mengalami tadinya ada uang lima ratus ribu di dompet tiba-tiba tinggal seratus ribu, tetapi lupa sudah dihabiskan ke mana saja. Atau sebenarnya kita tidak suka ke luar rumah, namun sekali jalan bisa menghabiskan semua uang karena membeli sesuatu tanpa perencanaan.

Berikut beberapa hal yang kami lakukan untuk membentuk kebiasaan menabung.

1. Memperlakukan tabungan layaknya membayar utang

Sama seperti membayar cicilan rumah demikianlah kami memperlakukan menabung. Saat menerima penghasilan uang langsung disisihkan untuk kredit dan tabungan. Ini artinya menabung bukan dari sisa uang namun disisihkan di awal. Soalnya kalau menabung dengan menunggu uang sisa pasti akan sulit karena kecenderungan tidak tahan melihat uang cash.

Apalagi sudah terbukti kalau selama ini jarang kasusnya ada uang yang tersisa untuk ditabung. Jadi, daripada menunggu-nunggu uang sisa yang tidak pasti lebih baik disisihkan di awal saja. Ternyata asalkan kita memiliki niat, menabung itu bukan sesuatu yang mustahil.  

Bisa juga kita memanfaatkan fasilitas menabung autodebet yang ada di bank. Setiap bulan uang dari rekening kita akan otomatis di-autodebet pada tanggal dan jumlah sesuai permintaan kita. Uang tersebut tidak dapat sampai jangka waktu yang kita tentukan.

2. Menabung walau penghasilan masih sedikit

Satu hal yang saya pahami juga kalau menabung itu tidak harus menunggu uang banyak karena buktinya walau penghasilan sudah meningkat tetap saja kami tidak menabung karena tidak dibiasakan. Misalkan penghasilan masih UMR tidak apa-apa bila menabung seratus ribu atau dua ratus ribu Rupiah. Saat penghasilan meningkat kita pun terbiasa untuk tetap menabung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun