Mohon tunggu...
Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M
Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M Mohon Tunggu... Penulis buku & Wirausaha -

1. Do your best and God will do the rest (Lakukan yang terbaik apa yang menjadi bagianmu dan biarkan Tuhan menentukan hasilnya) 2. Penulis lahir di Kabanjahe Sumatera Utara pada tanggal 15 Juni 1983. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Pasca Sarjana Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis buku “Sakitnya Membuka Usaha Penitipan Anak” dan “Lepas dari Krisis Asisten Rumah Tangga”. Sejak Tahun 2013 hingga kini mengelola usaha day care (penitipan anak) “Happy Day Care”. Sering menulis artikel mengenai keluarga, pernikahan, perempuan, dan anak-anak. 3. Kini mengelola usaha Daycare dan Homeschooling DeanMores di Jatibening Bekasi 4. Percaya bahwa keluarga adalah kekuatan suatu bangsa. Keluarga yang teguh akan membangun bangsa yang kokoh. 5. Best in Specific Interest Kompasianival 2016 6. Tulisan lainnya bisa dibuka di www.rahayudamanik.com, www.rahayudamanik-inlove.com, dan www.rahayudamanik-children.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Krisis Listrik Mengancam Indonesia, Tanggung Jawab Siapa?

20 April 2016   17:44 Diperbarui: 21 April 2016   06:39 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Krisis listrik yang ditandai dengan jumlah pasokan listrik yang tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat (Foto: lipsus.kompas.com)"][/caption]Peran Vital Listrik dalam Kehidupan Pribadi, Bangsa, dan Dunia

Kemajuan teknologi banyak menghasilkan peralatan listrik yang menjadi kebutuhan utama bagi banyak masyarakat. Perlengkapan listrik yang didukung dengan pasokan listrik memadai dapat membantu manusia mempermudah aktivitas sehari-hari. Belum lagi gaya hidup seperti handphone yang sangat tergantung pada listrik membuat semua lapisan masyarakat sangat terbantu atas keberadaan listrik. Perekonomian bangsa pun menjadi lebih baik dengan adanya listrik karena hampir semua industri dan bentuk usaha kecil sampai besar bisa berjalan lancar karena bantuan listrik.

Lembaga pemerintah, sekolah, bank, dan hotel semuanya bisa bertumbuh dan berkembang karena energi listrik. Ikan hasil nelayan atau sayur petani bisa bertahan lebih lama sebelum dibawa ke pasar karena keberadaan mesin pendingin akibat keberadaan listrik. Demikian juga kegiatan spiritual bisa berjalan dengan lancar karena suara musik di gereja bisa terus mengalun atau suara adzan yang menggema.

Bayangkan apa yang terjadi bila listrik padam. Rumah makan harus menaikkan harga menu karena terpaksa menggunakan genset yang biaya pengoperasiannya cukup mahal sementara pembayaran listrik tidak berkurang.

Saya sendiri sangat terganggu bila listrik sedang padam karena anak-anak tidak bisa tidur akibat AC yang tidak menyala. Anak-anak menjadi rewel dan semua rutinitas saya menjadi terbengkalai. Satu rumah tangga saja terganggu apalagi perusahaan yang memproduksi barang dan jasa pastilah banyak gangguan dan ada penambahan biaya operasional bila terpaksa menggunakan genset. Bukan hanya sampai di situ ketiadaan listrik bahkan bisa menyebabkan lantai bursa berhenti beroperasi sehingga pergerakan uang berhenti dan berpotensi menimbulkan krisis.

Tidak ada yang mampu menafikan betapa besar peran listrik dalam membangun kehidupan masyarakat, meningkatkan daya saing industri, dan memicu pertumbuhan perekonomian nasional. Lihat saja dalam film “Dawn of the Planet of the Apes” dimana saat itu manusia sedang mengalami krisis listrik yang berimbas pada krisis pangan, kekurangan air, dan ketidakmampuan membangun komunikasi jarak jauh.

Para manusia membutuhkan daya listrik yang cukup besar untuk menopang hidup mereka. Namun sungguh sayang, satu-satunya bendungan raksasa yang mampu menghasilkan daya listrik yang memadai berada di daerah kekuasaan para kera yang dipimpin oleh Caesar. Para manusia sangat ketakukan datang ke wilayah pembangkit listrik tersebut karena bila mereka nekad menghampiri, artinya harus siap dimangsa oleh para kera raksasa yang bergelantungan di mana-mana, beruang lapar, atau hewan-hewan buas lainnya.

Apalagi para keluarga besar kera sudah pernah mengultimatum manusia untuk jangan sekali-kali berani datang ke wilayah kekuasaan mereka karena salah satu anggota keluarga sang kera hampir terbunuh oleh manusia. Namun, demi mendapatkan daya listrik untuk komunikasi dan ketahanan pangan, akhirnya para manusia nekad datang juga dan siap mengorbankan nyawa demi memenuhi kebutuhan energi listrik di kota manusia.

Krisis Listrik Mengancam Indonesia

Indonesia sedang menghadapi krisis listrik akibat pasokan  yang tersedia lebih sedikit daripada permintaan energi listrik. Kekurangan daya listrik ini ditandai dengan pemadaman bergilir yang bukan hanya terjadi di pelosok desa namun hampir di semua wilayah Indonesia. Sebuah daerah dinyatakan aman dari kekurangan listrik jika cadangan lebih dari 30% dari kebutuhan. Wilayah yang memiliki cadangan listrik sebesar 30% hanyalah Jawa dan Bali sementara wilayah lain memiliki cadangan yang tidak banyak.

Namun saat ini di pulau Jawa juga sedang mengalami pemadaman bergilir seperti di daerah tempat tinggal saya Poris Tangerang. Hal ini mencerminkan ketidakmampuan pasokan dalam mengimbangi kebutuhan listrik yang terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun