Mohon tunggu...
Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M
Ns.Rahayu Setiawati Damanik, S.Kep, M.S.M Mohon Tunggu... Penulis buku & Wirausaha -

1. Do your best and God will do the rest (Lakukan yang terbaik apa yang menjadi bagianmu dan biarkan Tuhan menentukan hasilnya) 2. Penulis lahir di Kabanjahe Sumatera Utara pada tanggal 15 Juni 1983. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Pasca Sarjana Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis buku “Sakitnya Membuka Usaha Penitipan Anak” dan “Lepas dari Krisis Asisten Rumah Tangga”. Sejak Tahun 2013 hingga kini mengelola usaha day care (penitipan anak) “Happy Day Care”. Sering menulis artikel mengenai keluarga, pernikahan, perempuan, dan anak-anak. 3. Kini mengelola usaha Daycare dan Homeschooling DeanMores di Jatibening Bekasi 4. Percaya bahwa keluarga adalah kekuatan suatu bangsa. Keluarga yang teguh akan membangun bangsa yang kokoh. 5. Best in Specific Interest Kompasianival 2016 6. Tulisan lainnya bisa dibuka di www.rahayudamanik.com, www.rahayudamanik-inlove.com, dan www.rahayudamanik-children.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Bahayanya apabila Suami lebih Mengutamakan Ibunya daripada Istri

12 September 2016   11:38 Diperbarui: 29 Agustus 2020   14:32 63641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suami yang mengutamakan kepentingan ibu daripada istrinya membahayakan rumah tangga sendiri (foto: topyaps.com)

Bersyukur bila dalam keluarga jarang terjadi persimpangan pendapat antara pasangan dengan orang tua sendiri namun terkadang ada waktunya terjadi perbedaan pendapat antara pasangan dengan orang tua. Mungkin antara istri dengan ibu atau suami dengan ayah kita.

Berada di posisi tengah seperti ini tentu sangat sulit dan membuat jadi serba salah sebab baik pasangan maupun orang tua sama-sama kita kasihi dan berperan yang penting dalam kehidupan.

Bila dihadapkan pada suatu pilihan yang membuat kita harus memilih orang tua atau pasangan, siapa yang akan dipilih?

Ada yang mengatakan bila istri harus tunduk kepada suaminya melebihi orang tuanya sementara suami harus lebih mengutamakan orang tua khususnya ibu daripada istrinya. Benarkah demikian?

Tidak semua wanita bisa bertahan dalam kondisi berat seperti itu. Bagaimana tidak? Saat istri selalu mengutamakan suami di atas orang tuanya namun sang suami mengutamakan orang tuanya sendiri maka perselisihan bisa sangat mudah terjadi dalam keluarga ini. Lama-kelamaan hubungan suami-istri menjadi dingin dan semakin menjauh.

Suami yang mengutamakan orang tua mengatakan kalau ayah dan ibunya tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun termasuk dengan istri sendiri. Tiada yang namanya mantan orang tua, sebaliknya kalau bercerai dengan istri bisa dicari penggantinya.

Hal yang sama juga muncul dalam pikiran sang istri. Tentulah istri juga punya keinginan mengutamakan orang tuanya seperti yang dilakukan suami. Sebab orang tua istri juga adalah sosok yang sangat mencintai, mendampingi, mendidik, dan mengorbankan segalanya demi anak.

Inilah yang membuat betapa berbahaya bila suami mengutamakan orang tuanya sementara istri dituntut mengutamakan suaminya dibanding orang tua sendiri. Ada perasaan tidak adil di dalam hati istri.

Sebaliknya, bila suami mengutamakan istri dibandingkan orang tuanya termasuk ibunya maka selain hubungan suami istri lebih langgeng juga bisa membuat hubungan istri dengan orang tua suami lebih rukun. Istri akan lebih peduli dan sayang kepada orang tua suami karena istri tidak menganggap orang tua suami sebagai saingan.

Oleh karena itu, sebelum menikah memang anak mengutamakan orang tua namun bila sudah menikah sebaiknya suami dan istri sama-sama saling mengutamakan satu sama lain. Suami mengutamakan tanggung jawab kepada istrinya dan istri harus mengutamakan keinginan suami di atas harapan orang tua sendiri.

Berumah tangga artinya sang anak ‘meninggalkan’ orang tua masing-masing kemudian bersatu dengan suami atau istrinya sehingga mereka bebas menjalankan rumah tangga tanpa intervensi orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun