Mohon tunggu...
Rahayu Lestari Putri
Rahayu Lestari Putri Mohon Tunggu... Penulis - Nulis, Ngereview Buku, Penikmat Musik dan Suka Hal- Hal Baru.

Learn To Be Good.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indahnya Hidup yang Luwes

31 Mei 2021   21:13 Diperbarui: 1 Juni 2021   11:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : IslamPos

                                                                                                                    

Kata luwes berarti tidak kaku atau mudah disesuaikan. Tesaurus Indonesia juga memaknai luwes sebagai lentur, adaptif, dan lentuk. Sama halnya dengan orang yang luwes, berarti orang yang mudah berdaptasi dan tidak keras kepala.

Saya akan bercerita terkait pengalaman tadi pagi. Saya dan Ibu pergi ke pasar. Rata- rata, kami menjumpai orang- orang yang luwes. Terutama penjual sayur mayur. Mereka orang yang mudah mengkondisikan sesuatu. Termasuk ketika dagangannya ditawar pembeli.

Seperti biasa, Ibu- Ibu lebih banyak menawar daripada menambah harga pasaran. Hehe. Bahkan hampir tidak pernah. Betul, kan?

Teknik menawar, dimungkinkan ada dua jenis, yakni hanya sekadar guyonan, terkadang juga serius. Guyonan dalam arti sekadar becanda, namun jika diperbolehkan untuk ditawar, ya dibeli. Sedangkan, menawar yang serius ini sedikit mencengangkan. Ada pula dari mereka yang tidak berhasil menawar, tapi malah mencaci maki penjual. Ya, ada pokoknya. Tapi semoga bukan kita orangnya. Just kidd!

Adab menawar dagangan tentunya dengan cara yang sopan dan tidak boleh menyinggung perasaan penjual. Apalagi jika sampai memaki- maki dagangan serta membandingkan harga sesama penjual yang lain. Jangan sampai dilakukan.

Sama halnya dengan kata luwes tadi. Seorang pembeli hendaknya juga menawar dengan santun dan tidak bersifat memaksa. Ketika ini dilakukan, maka penjual biasanya juga akan bersikap luwes. Penjual akan memberikan diskon alias potongan harga kepada pembeli. Rata- rata seperti itu, karena tindakan yang baik pasti juga akan diterima dengan baik. Itu semua sudah permanen, tidak bisa diubah rumusnya.

Dengan keluwesan, hati penjual dan pembeli sama- sama lega. Sama- sama ikhlas. Sampai kini, saya belum pernah menjumpai penjual sayur mayur yang sifatnya keras kepala. Ditawar pembeli langsung marah dan mencaci maki. Benar- benar belum menjumpai.

Sikap keluwesan penjual memang patut untuk ditiru. Begitu pula dengan kita. Manusia hendaknya juga harus mampu bersifat adaptif. Tidak menang sendiri. Alias bersifat egosentrisme. Manusia hendaknya selalu berhati gembira dan bahagia. Melalui keluwesan dalam menjalani hidup, tentu Allah juga akan memberikan jalan hidup yang lebih baik. Dipermudah segala urusannya.

Sudah menjadi rahasia umum, jika keluwesan dapat menjadikan hidup terasa damai dan tenteram. Namun, keluwesan tidak berlaku pada semua hal, termasuk dengan hal- hal yang berkaitan dengan hukum. Misalnya, ingin menjadi pejabat dengan memberikan pelicin agar diloloskan, dan sebagainya. Keluwesan hanya berlaku pada hal- hal positif.

Bubulan, 31 Mei 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun