Mohon tunggu...
Rahayu Lestari Putri
Rahayu Lestari Putri Mohon Tunggu... Penulis - Nulis, Ngereview Buku, Penikmat Musik dan Suka Hal- Hal Baru.

Learn To Be Good.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lama Tidak Menulis, Inilah Akibatnya!

2 Mei 2021   22:36 Diperbarui: 1 Juni 2021   11:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dani Kaizen

Menulis akan menjadi kebutuhan setiap orang, asalkan sudah terbiasa. Sebaliknya, bagi sebagian orang, menulis merupakan hal tersulit dari aktifitas apapun. Mau menulis takut salah dan takut kalau nanti di bully orang lain. Ini dan itu. Banyak sekali alasannya.


Saya sangat setuju dengan para pakar menulis, yakni menulis itu bukan bakat. Terus apa dong? jadi, menulis adalah tentang kesungguhan niat dan sering berlatih. Tidak hanya satu hari, dua hari. Melainkan terus menerus diasah dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. 

Saya selalu ingat dengan kalimat Pak Bagus, beliau pendiri Penerbit Mitra Karya dari Soko, Tuban. Beliau selalu mengatakan,

"Menulislah dengan jelek. Karena tulisan yang bagus adalah bonus dari kebiasaan."


Kalimat itu benar adanya. Saya selalu terpesona dengan para penulis. Bagaimana tidak, istikamah yang terus menerus dilakukan untuk menghasilkan karya tulis tidak pernah padam. Tapi saya percaya, namanya manusia biasanya tetap ada rasa mungkin sedikit malas atau menunda ketika akan menulis. Yang saya kagumi di sini adalah cara mereka (para penulis) dalam melawan atau menghalau rasa- rasa yang tidak mengenakkan itu justru menjadi indikator untuk terus berkarya. Terus menghasilkan karya tulis. Baik ketika mereka merasa bahagia atau bahkan sedang dilanda gundah gulana. Saya selalu salut.


Contoh saja, saya akui, semenjak menginjak semester 8 ini, saya kerap kali mengabaikan diri untuk menulis. Ada saja alasannya. Belum lagi kegiatan kampus sedikit padat. Baik dari KKN, mengerjakan skripsi dan ujian- ujian lainnya. Semuanya ternyata berhasil membuat saya tidak menulis. Dalam hal ini, tulisan yang saya maksud adalah tulisan renungan yang biasa saya tulis di hari- hari sebelumnya. Berasal dari ide yang muncul di aktifitas tertentu dan saya tuangkan menjadi sebuah tulisan.

 

Kendati demikian, saya tidak terlalu memperdulikan, apakah tulisan saya ini baik atau buruk. Yang terpenting saya menulis dulu saja. Dan mencoba mengkoreksi sedikit demi sedikit. Saya akan terus berusaha memperbaiki tulisan saya.


Namun, apakah Anda tahu apa yang saya rasakan saat ini? jujur, selama dua bulan ini, saya hanya menulis tulisan bergenre berita. Itupun memang memenuhi kewajiban aktifitas luar kampus. Selain itu, (maksud saya) tulisan- tulisan berupa renungan keseharian sama sekali tidak saya tulis. Bahkan, rasa- rasanya saya tidak bisa menjaring ide. Yaa Allah, rasanya seperti mati rasa pikiran ini. Selama itu pula saya menyesal, ternyata jika sudah terbiasa menulis, dan ketika kita mengabaikan begitu saja, justru ini adalah sebuah penyiksaan diri yang nyata.


Otak saya terasa penuh. Susah sekali untuk menuangkan gagasan. Sudah terlalu banyak ide- ide yang menumpuk dan hanya mengendap begitu saja. Rasanya ingin mengeluarkan semua unek- unek tersebut ke dalam tulisan. Pikiran terasa kacau. Susah fokus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun