Mengaplikasikan paham ahlussunah wal jama'ah pada era global.
Dalam kontek ini paham Ahlussunnah waljamaah harus dapat memberikan jawaban yang solutif atas masalah-masalah atau isu-isu global yang sedang berkembang dewasa ini seperti.
- Inklusifisme
Inklusifisme berarti suatu faham yang menganggap bahwa hanyalah pemahaman kelompoknya saja yang benar, sedangkan pemahaman kelompok yang lain dianggap salah.
Maksud inklusifisme adalah suatu faham yang menganggap bahwa kebenaran tidak hanya terdapat pada kelompoknya sendiri melainkan juga ada pada kelompok lain, termasuk dalam komunitas umat beragama.
Sebagai pengamal ajaran islam ahlussunah wal jama'ah, kita harus meyakini bahwa ajaran yang kita ikuti adalah benar, tanpa menyalahkan paham atau pemikiran orang lain yang tidak sepaham dengan kita. Artinya kita harus selalu menghormati atau menghargai aneka ragam pemahaman baik dalam lingkup intra agama maupun antar umat beragama, karena perbedaan merupakan sebuah keniscayaan.
Dalam mengaplikasikan ajaran ahlussunnah waljamaah pada  global sekarang ini, pemahaman keagamaan harus di dasari sikap inklusif, yang di harapkan dapat tercipta kedamaian, kesetaraan, persamaan, kerukunan, dan keadilan dalam kehidupan sosial.
    2.  Pluralisme
      Pluralisme artinya bukan satu tetapi
      Banyak, dan banyak itu artinya.bermacam-macam  karena tidak ada yang sama
Ahlussunah waljamaah memahami pluralisme sebagai sebuah keterlibatan aktif di tengah-tengah keragaman dan perbedaan.
Dalam hal ini ahlussunah waljamaah memiliki pemahaman
- Pluralisme sebenarnya berbicara dalam tataran fakta dan realitas, bukan berbicara pada tataran aqidah. Â Artinya pada tataran akidah kita harus tetap meyakini bahwa setiap agama mempunyai ritualnya tersendiri, sehingga suatu agama atau keyakinan tentunya berbeda dengan yang lain.
- Pluarisme tidak sekedar toleransi dalam arti sebuah kesadaran tentang pentingnya menghargai orang lain. Tetapi pluarisme adalah upaya memahami pihak lain melalui sebuah pemahaman yang konstruktif.
- Muktikulturalisme