Kekuatan Budaya Indonesia yang Harus Diterapkan

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya mulai dari Sabang hingga Merauke dengan berbagai suku, bahasa, dan  keunikan budaya yang dimiliki setiap daerah. Dengan adanya keberagaman budaya yang ada di Indonesia tentu membuat masyarakat (warganya) memiliki pemikiran yang berbeda-beda. 

Namun walaupun memiliki budaya yang berbeda-beda Indonesia adalah negara Bhineka Tunggal Ika yaitu negara kesatuan yang masyarakatnya selalu bersatu untuk menciptakan Indonesia yang damai dan aman. 

Untuk menjadikan negara Indonesia yang aman tentu harus selalu didukung dengan adanya seorang pemimpin yang dapat menyatukan seluruh masyarakat agar tidak terpecah belah. Selain itu kekuatan budaya yang ada di Indonesia harus selalu diterapkan seperti budaya masyarakat Indonesia yang ramah kepada semua orang, jujur dan amanah.

Jika budaya ramah tamah di Indonesia terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka masyarakat Indonesia dapat membangun hubungan yang baik antar warga Indonesia maupun dengan orang luar negeri. 

Budaya Indonesia yang jujur juga harus selalu di terapkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal kecil dalam lingkungan keluarga hingga hal besar dalam urusan kenegaraan.

Ketika semua masyarakat dapat bersikap jujur dalam segala hal maka negaranya akan menjadi negara maju dan tentunya tidak ada tindakan korupsi di negara tersebut. 

Lalu kebudayaan yang selanjutnya adalah amanah. Dimana para pemimpin dahulu disaat masa penjajahan terjadi, banyak pemimpin yang memegang amanah mereka dengan adil yaitu memperjuangkan negara Indonesia agar bisa merdeka dan seluruh masyarakat dapat hidup tenang. 

Ketika para pemimpin negeri ini memiliki sikap amanah yang tinggi ketika mendapat kepercayaan dari masyarakat, tentu akan menciptakan negara yang adil dan sejahtera.

orami.co.id

Namun pada kenyataannya budaya yang kuat saat ini di Indonesia adalah budaya masyarakat nya yang suka ngaret (terlambat). Bahkan budaya ngaret ini sudah di anggap biasa oleh masyarakat Indonesia maupun orang luar negeri. Dimana salah satu rekan saya pernah bebicara bahwa ketika ia mengikuti rapat dengan orang luar negeri dan datang dengan tepat waktu, kemudian orang luar negeri tersebut  berkata "loh kok sudah datang, padahal biasanya kami (orang asing) yang suka nunggu".