Sabtu, 6 Juli 2019 di Gedung Serbaguna RS Lavalet Malang, suasana tampak tak biasa. Â Ruangan yang berada di sudut rumah sakit milik PTPN XI terlihat meriah dan ceria dengan adanya rangkaian balon yang dililitkan di sepanjang pintu masuk. Rupanya, di tempat tersebut sedang berlangsung Seminar Awam Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak (PJB).Â
Seluruh ruangan dan kursi tampak penuh terisi. Â Peserta terlihat begitu antusias mendengarkan penjelasan dari dr.Dyahris Koentartiwi Sp.A (K) selaku pembicara utama dalam seminar tersebut.
Seminar ini diselenggarakan oleh Komunitas Pejuang Jantung(KPJ). KPJ merupakan wadah silahturahmi orangtua yang memiliki anak dengan PJB. Lewat kegiatan ini, Komunitas Pejuang Jantung mengajak masyarakat untuk mengenali gejala PJB seperti yang dipaparkan oleh Bunda Faiz selaku Ketua Pelaksana seminar.Â
"Seminar ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, yang tadinya awam soal gejala PJB menjadi tau dan mampu mendeteksi gejala umum gangguan jantung pada anak, dengan demikian, proses pengobatan bisa lebih cepat dilakukan, dan angka kejadian 'gagal jantung' bisa dicegah".
PJB Kelainan Bawaan Terbanyak Pada Bayi
Saat ini PJB merupakan salah satu kelainan bawaan terbanyak pada bayi baru lahir. Â Menurut data yang ada kelainan ini dialami oleh 8 dari 1000 kelahiran. Â Menurut dr. Dyahris Koentartiwi SpA. (K) penyebabnya bisa dikarenakan multifaktoral, antara lain :
- Kesehatan ibu hamil
- Faktor lingkungan, Â seperti paparan asap rokok, polutan dan sebagainya
- Infeksi virus TORCH
- Faktor genetik
- Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan
Kelainan jantung bawaan ini secara umum dikelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu Sianotik dan Asianotik.
- Sianotik (PJB biru) . Jenis kelainan jantung bawaan ini lebih mudah kita kenali karena bisa terlihat pada kulit, kuku, dan selaput lendir bayi. Â Kuku berwarna biru keunguan, demikian pula dengan area mulut. Â Kondisi ini disebabkan karena kurangnya oksigen dalam darah
- Asianotik, (PJB tidak biru).  Ini adalah jenis PJB yang lebih sulit terdeteksi dini tanpa pemeriksaan intens.  Kelainan struktur jantung pada PJB asianotik ini baru diketahui saat bayi menunjukkan gejala  sesak nafas, sering tersedak saat menyusu, badan dingin dan berkeringat, dan anggota tubuh bengkak.  Karena tidak ditandai dengan biru, banyak orangtua pasien yang tidak tahu sehingga telat mendapatkan pertolongan medis dan berakibat terjadi gagal jantung.
Gejala PJB Pada Anak
Cara mengenali gejala PJB pada anak bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan pada keseharian anak dan tumbuh kembangnya. Â Jika tanda-tanda di bawah ini anda temui pada buah hati, maka anda sebaiknya memeriksakan buah hati ke dokter specialis anak. Â Tanda dan gejala tersebut adalah :
- Sesak nafas
- Nafas cepat
- Minum terputus-putus
- Berkeringat banyak saat aktivitas
- Terjadi bengkak di area mata dan kaki
- Sering mengalami infeksi saluran nafas
- Cepat lelah saat beraktivitas
- Mengalami nyeri dada dan sendi
- Dada berdebar
- Sering pingsan
- Adanya gangguan saraf
Pada beberapa kasus kelainan jantung bawaan ini bisa disembuhkan tanpa operasi, namun umumnya kelainan ini harus ditangani secara cepat dan tepat agar tidak semakin parah. Â Penanganan penyakit jantung ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama jika diperlukan tindakan operasi. Kehadiran BPJS tentu sangat membantu para pasien untuk mewujudkan kesembuhan dan kualitas hidup lebih baik.
"Kami sangat terbantu dengan adanya BPJS, hanya saja kami berharap adanya penyempurnaan dalam prosedur pelayanan pasien " tutur Joko Purwanto Ketua Komunitas Pejuang Jantung saat diwawancara oleh redaksi.
Bagaimana buat mereka yang tidak punya biaya dan harus segera menjalani operasi?
Seminar yang terselenggara berkat support para sponsor ( Komunitas Kanaditya Bali, Pizzacombi Malang, Planet Printing Undangan, morinaga), dan donatur baik masyarakat, member KPJ, para dokter dan RS.Lavalette ini dihadiri oleh Direktur RS Lavalette, perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Dinas Kesehatan Kota Malang, Little Heart Community, Ambulance Gratis Wiu Wiu, perwakilan Bidan dan para orangtua Pejuang Jantung.Â
Lewat bincang dengan salah satu orangtua warrior jantung asal Blitar,Risma Lusan (ibu dari Bagus Putra Kinasih) yang berhasil menjalani operasi di India lewat bantuan Little Heart Community, kami mendapatkan informasi sebagai berikut:
- Bagi pasien tidak mampu bisa mengurus surat keterangan tidak mampu dari RT /RW dan kelurahan tempat mereka tinggal
- Mengurus kartu BPJS
- Mengajukan permohonan bantuan biaya ke Little Heart Community atau bisa juga ke Yayasan Jantung Indonesia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Mudjiono Adi, SH selaku Sekertaris Yayasan Jantung Indonesia Cabang Malang. Â Bagi mereka yang tidak memiliki kartu BPJS bisa mengajukan permohonan bantuan biaya operasi ke Ketua Yayasan Jantung Indonesia dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut:
Resume Medis dari dokter specialis jantung anak
ECO asli dan foto copy (2 lembar)
Foto copy KTP pasien (jika sudah punya KTP) dan KTP orangtua (rangkap 2)
Fotocopy Kartu Susunan Keluarga ( 2 lembar)
Surat Keterangan Miskin /tidak mampu dari Lurah dan Camat setempat
Pas photo ukuran 4 x 6 Cm (4 lembar)
Pas Photo ukuran 3R (7 lembar)  .  Khusus untuk anak usia 0-2 tahun pas photo tampak  seluruh badan
Peta menuju rumah penderita
Seminar ini mendapat apresiasi positif dari peserta yang hadir, karena bukan hanya informasi awam yang didapat tetapi mereka juga bisa mendengarkan sharing dari para orangtua penderita kelainan jantung bawaan yang sudah menjalani tindakan operasi.Â
Bukan itu saja, pada akhir acara juga dilakukan penggalangan donasi untuk pasien PJB bernama Dicky yang kini sedang menjalani perawatan di RS Syaiful Anwar Malang Irna VI ruang 7B. Â Donasi yang terkumpul mencapai Rp.1.065.000,00. Â Semoga seminar ini bisa membawa manfaat besar dan berkah untuk semua pihak.Â